“Halo, ya Jer. Ada apa?” Adi mengangkat telepon yang ternyata berasal dari Jerry, asistennya.
“Maaf Bos, waktu tadi saya antarkan becaknya ke rumah Bapak, ternyata Bapak lagi duduk di depan rumah, Bos. Jadi saya ketahuan, Bos. Mohon maaf sekali lagi ya, Bos.” Jerry melapor kepada Adi dengan nada ketakutan.
“Apa? Kamu ketahuan? Tadi kan saya sudah saya bilang kalau kamu mesti hati-hati, Jer!” Suara Adi meninggi menahan marah.
“Um... iya Bos, maaf ya Bos, maafin saya.” Jerry memohon-mohon maaf kepada bosnya, Adi.
“Trus kamu bilang apa tadi ke ayah saya, Jer?” Adi bertanya sambil masih menahan marah.
“Saya bilang persis seperti yang Bos beri tahu ke saya sebelumnya. Saya temennya Bos, setelah kita bertemu tadi, Bos ada urusan ke tempat lain dan titip becak untuk diantar ke rumah.” Jerry menjawab pertanyaan Adi dengan perasaan cemas.
“Ya sudah kalau begitu. Baguslah kalau Bapak saya tidak curiga.” Suara Adi melunak. Ia menutup telepon genggamnya dengan hati lega.
Adi merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Hembusan angin AC yang sepoi-sepoi membawa Adi kembali ke ingatan masa lalunya.
Suasana dini hari di pelabuhan Tanjung Priok cukup dingin dan matahari masih tidur di peraduannya. Adi kecil bergegas membawa barang-barangnya naik ke atas kapal pesiar. Kapal yang akan menjadi tempat kerjanya selama berbulan-berbulan lamanya, atau bahkan bertahun-tahun.
Adi sudah berpamitan dengan ayah dan ibunya di rumah sesaat sebelum berangkat tadi. Mereka tidak bisa ikut mengantar karena kondisi ayah Adi yang sudah sering sakit-sakitan. Adi juga sudah bertemu dengan Ica untuk yang terakhir kalinya kemarin sore di rumahnya. Teman-teman satu geng sepermainannya sejak kecil juga sudah ia beritahu. Kini Adi sudah membulatkan tekadnya untuk pergi berlayar dengan kapal pesiar, untuk mengadu nasib dan membawa kondisi keluarganya ke kehidupan yang lebih layak.
Para awak kapal dikumpulkan di dek kapal untuk pertama kalinya. Mereka berkumpul bersama saat itu untuk perkenalan sebelum kapal mulai berlayar. Setelah nakhoda kapal menyampaikan kata sambutan, mereka pun bersalaman dan berkenalan satu dengan yang lainnya.