Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Novelis - Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne.

Creating my own imaginary world through writing. Adi dan Ica (in progress).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tunggu Aku Kembali

10 Mei 2024   13:13 Diperbarui: 13 Mei 2024   19:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com/Matthew Barra

“Besok pagi dini hari aku berangkat berlayar dengan kapal pesiar ya, Ca.” Adi membuka pembicaraan.

“Aku ke sini sore ini karena aku tahu besok dini hari pasti kamu masih tidur. Jadi aku pamitnya sekarang aja. Soalnya nanti malam aku masih harus menyiapkan barang-barang untuk pergi berlayar.” Adi melanjutkan kalimatnya.

“Besok pagi, Di?” Tanya Ica sambil tak percaya.

“Kok cepet banget? Aku pikir masih lama.” Sambung Ica dengan suara getir.

“Iya Ca, tadi siang aku tiba-tiba dikabarin sama pihak kapal pesiarnya. Katanya besok kapal sudah mulai berlayar. Jadi aku berusaha secepat mungkin ke sini untuk ngabarin kamu, Ca.” Adi menjawab pertanyaan Ica dengan lirih.

“Oh...” Ica tercekat dan tidak mampu berkata-kata mendengar penjelasan Adi.


“Um... Ca, ini Adi beliin Ica sesuatu, supaya Ica engga lupa sama Adi. Sebagai pengganti Adi kalau Ica butuh temen di saat sendirian. Jadi kalau Ica kangen sama Adi bisa lihat ini.” Adi merogoh kantong celana sebelah kanan dan mengeluarkan kotak kecil dari sana. Kotak berisi cincin belah dua yang sudah Adi beli dan persiapkan sebelumnya untuk Ica.

“Ini cincin belah dua, Ca. Satu untuk Adi, satu untuk Ica. Jadi kita bisa ingat satu sama lain. Supaya Adi ga lupa sama Ica. Supaya Ica ga lupa sama Adi.” Adi menyodorkan salah satu cincin belah itu kepada Ica.

“Wah bagus cincinnya, Di. Motif pasir, sederhana tapi unik. Terima kasih ya, Di. Ica suka banget sama cincinnya.” Ica langsung mengenakan cincin tersebut di jari manis tangan kirinya.

Hati Adi mendadak berbunga-bunga melihat Ica memakai cincin pemberiannya. Ia tak menyangka cincin murah yang ia beli di pasar bisa menyenangkan hati gadis pujaannya. Seorang gadis dari keluarga berada. Anak satu-satunya dari pengusaha transportasi terkemuka di daerahnya.

Telepon genggam yang diletakkan di meja hotel berbunyi nyaring. Lamunan Adi akan masa lalu mendadak berhenti. Adi bangkit dari tempat tidur hotel dan meraih telepon genggam tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun