Sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk berjuang sekuat tenaganya supaya kuliahnya bisa selesai. Meski nilai-nilai yang dihasilkan pun tidak maksimal, ternyata kali ini perjuangannya sedang di jalur masa depan hidupnya sendiri kelak. Bukan jalur idealism untuk banyak orang dulu.
Hari wisuda itu pun tiba. Menjadi kebanggaan orang tua, banyak temannya dan ternyata dirinya sendiri juga. Ada rasa lega bisa melalui perjuangan paling berat dalam hidupnya itu.
Setelah itu?
Gejolak mengatasnamakan perjuangan itu ternyata belum kelar.
Walau tidak bertitel mahasiswa lagi, justru itu kesempatan baginya untuk semakin mengembangkan sayap kemana-mana. Kan dia sudah tidak punya kewajiban menyelesaikan studi lagi tho?
^^^^^
"Sudah lama nggak ikut misa lu... Ikut misa Sabtu yok, biar hari Minggunya bisa bangun siang," ajak Lukas.
"Ah, malas... Aku kan jam lima harus ke markas lagi untuk briefing," sanggahnya.
"Alaaahhh.... Briefing mah bisa setelah misa lah. Cuma sejam doang misanya," Lukas masih merayu.
"Sejam itu sudah dapat keputusan penting berapa tuh," dia masih membantah.
"Kamu ini... Masih Katolik nggak sih?" Lukas mulai naik pitam