Tiba-tiba saja ingatannya mengais kembali  saat aktivitas masa kuliah dulu sampai lupa segala. Tak ada yang bisa menahannya bahkan ibunya sekali pun.
Hingga surat rektor itu dikirim kepadanya...
Lalu, sekarang... Apakah seorang Beatrix adalah wujud lain dari "surat rektor" dulu agar ia bisa sebentar saja berkunjung kepadaNya yang sekian waktu dilupakan?
Mungkinkah jiwanya yang mulai terasa kering akan kembali menemukan oasenya?
"Om... Om... Besok mau anterin Beatrix ke sekolah Minggu?" suara Beatrix mendadak memecah hayalannya.
Dengan segera, ia anggukkan kepala.
Tanpa beban. Tanpa perlu berpikir panjang. (anj 19)
*Pernah dimuat di majalah HIDUP 2017