Mohon tunggu...
Refer Iqbal Tawakkal
Refer Iqbal Tawakkal Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel Ilmiah

Mahasiswa Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Studi Pengembangan Potensi Ekowisata pada Kawasan Konservasi Pesisir Gunung Anyar, Surabaya

31 Mei 2020   21:41 Diperbarui: 31 Mei 2020   21:45 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar-iczm-6-5ed3bf34d541df13072988e2.jpg
gambar-iczm-6-5ed3bf34d541df13072988e2.jpg
Gambar 4.2.3 Keadaan hutan mangrove di lokasi pengamatan Gunung Anyar dengan spesies Api-api Putih (Avicennia marina) (dokumentasi studi, 2020).

gambar-iczm-7-5ed3c0de097f3631d76f4c82.jpg
gambar-iczm-7-5ed3c0de097f3631d76f4c82.jpg
Gambar 4.2.4 Keadaan hutan mangrove di lokasi pengamatan Gunung Anyar dengan spesies Api-api (Avicennia alba) (dokumentasi studi, 2020).

4.3 Wilayah Pesisir Gunung Anyar sebagai Kawasan Konservasi

            Pesisir Gunung Anyar merupakan bagian dari kawasan konservasi yang ada di Kota Surabaya yaitu kawasan pamurbaya atau Pantai Timur Surabaya. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuat peraturan daerah Kota Surabaya No 3 Tahun 2007, yang mengatur tentang penetapan kawasan konservasi di wilayah Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) seluas 2.500 hektare. Salah satunya adalah kawasan pesisir kecamatan Gunung Anyar.

            Tujuan dari penetapan batas-batas wilayah yang menjadi zonasi kawasan konservasi tersebut berfungsi untuk melindungi Kota Surabaya dari ancaman intrusi air laut yang berpotensi menyebabkan banjir, abrasi, erosi, serta penurunan permukaan tanah. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengambil kebijakan terkait penetapan zonasi kawasan konservasi Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) ini untuk mengantisipasi pemanfaatan lahan konservasi menjadi bangunan secara terus menerus oleh para investor. Langkah ini juga bertujuan untuk menghindari adanya reklamasi pada kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

            Kecamatan Gunung Anyar merupakan kawasan konservasi hutan mangrove yang terdapat berbagai macam jenis taman mangrove yang memanjang di sepanjang sungai, selain itu terdapat berbagai macam satwa yang hidup di kawasan tersebut. selain menonjolkan hutan mangrove yang alami, juga dilengkapi dengan hewan-hewan yang eksotis, semisal monyet berekor panjang. Kawasan konservasi mangrove Gunung Anyar sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata karena memiliki banyak keunikan dan kekhasan tersendiri, salah satunya seperti memiliki bentuk perakarannya yang unik dan khas serta berbagai jenis fauna seperti monyet, burung, ular, udang, ikan, kepiting dan lain-lain (Umasugi dan Suning, 2013).


4.4 Potensi Ekowisata Wilayah Pesisir Gunung Anyar

Objek wisata Anyar Mangrove merupakan salah satu objek wisata alam yang memiliki berbagai macam potensi. Wisata anyar mangrove mulai dikembangkan pada tahun 2010, dan pada tahun tersebut wisata WAM mulai dikelola. Wisata Anyar Mangrove juga sangat mempengaruhi kondisi tata guna lahan pada sekitar kawasan objek wisata. Pengembangan wisata Anyar Mangrove sangat penting di kelolah dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengelolahnya. Karena kawasan Objek Wisata Anyar Mangrove merupakan kawasan konservasi, jadi harus melakukan pengembangan secara benar. Baik dari pengembangan atraksi wisata atau sarana dan prasarana harus benar-benar memperhatikan kebijakan pemanfaatan ruang.

Wisata Anyar Mangrove (WAM), objek wisata baru ini terletak di daerah Gunung Anyar Surabaya, sekitar 2 Km arah Timur kampus UPN. WAM menyuguhkan hutan mangrove yang alami, lengkap dengan ragam binatang liar, seperti monyet berekor panjang. Anda juga akan menjumpai berbagai spesies burung sepanjang perjalanan menuju area mangrove. Obyek wisata ini menjadi lebih hidup, karena melibatkan banyak unsur masyarakat lokal, seperti nelayan, petani tambak, UKM, RT, RW, PKK, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) serta Karang Taruna. Sekitar 2,9 hektar lahan sudah dikelola menjadi kawasan konservasi dan wisata di Gunung Anyar. Terdapat 34 spesies tanaman mangrove mulai dari mayor, minor, hingga asosiasi yang ditanam di kawasan pesisir Gunung Anyar.

            Berdasarkan analisa deskriptif kualitatif maka dapat diketahui bahwa karakteristik objek wisata WAM memiliki banyak potensi wisata yang perlu untuk dikembangkan. Potensi yang ada berupa memiliki kondisi alam yang tenang dan alami, udara yang sejuk, pemandangan yang indah dan terdapat berbagai jenis fauna dan flora. Dengan potensi yang ada tersebut bisa dikembangkan untuk meningkatkan daya tarik para wisatawan untuk berkunjung. Pemanfaatan lahan pada kawasan objek wisata WAM sebagai kawasan perumahan, tambak ikan dan kawasn konservasi hutan mangrove. Wisatawan yang mengunjungi objek wisata WAM memiliki berbagai karakter kunjungan. Contohnya seperti karakter wisatawan berdasarkan usia yang berkunjung ke Wisata Anyar Mangrove di dominasi oleh sekelompok umur antara 15 -- 24 tahun atau sebanyak 60.6 %. Dimana pada usia 15 -- 24 tahun dapat di ketahui karakter wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Anyar Mangrove mempunyai karakter wisata, yaitu: 1) Dengan usia yang muda dapat dikatan sebagai remaja yang lebih menyukai untuk berekreasi; 2) Mempunyai motivasi dan kepentingan untuk mengisi waktu senggang untuk bersantai (Umasugi dan Suning, 2013).

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke objek wisata masih wisatawan lokal yang berasal dari kota Surabaya dan sekitarnya. Tujuan kunjungan wisatawan hanya untuk berekreasi, selain itu terdapat pula kunjungan dengan tujuan penelitian. Waktu kunjungan wisatawan biasa dilakukan pada hari minggu dan hari-hari libur. Wisatawan memilih berkunjung ke objek wisata WAM karena memiliki daya tarik tersendiri, berupa pemandangan yang indah, udara yang sejuk, dan lain sebagainya. Wisata WAM memiliki kondisi sarana dan prasarana yang masih kurang baik. Hal ini diakibatkan karena kurangannya pengembangan dan peningkatan mutuh kualitas sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata WAM. Sarana dan prasarana sangat berperan aktif dalam perkembangan pariwisata itu sendiri (Umasugi dan Suning, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun