Mohon tunggu...
Refer Iqbal Tawakkal
Refer Iqbal Tawakkal Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel Ilmiah

Mahasiswa Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Studi Pengembangan Potensi Ekowisata pada Kawasan Konservasi Pesisir Gunung Anyar, Surabaya

31 Mei 2020   21:41 Diperbarui: 31 Mei 2020   21:45 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep ekowisata mencoba memadukan tiga komponen penting yaitu konservasi alam, memberdayakan masyarakat lokal, meningkatkan kesadaran lingkungan hidup. Hal ini ditujukan tidak hanya bagi pengunjung, tetapi melibatkan masyarakat setempat. Manfaat ekowisata berdampak dalam berbagai aspek. Manfaat tersebut meliputi aspek konservasi, pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan lingkungan (Swarbrooke and John, 1999).

2.4 Potensi Ekosistem Mangrove Sebagai Ekowisata

            Pengembangan potensi ekosistem mangrove dapat berperan secara langsung terhadap keadaan ekosistem pesisir (Saru, 2014). Ekosistem mangrove memiliki objek daya tarik ekowisata potensial untuk mendukung pengembangan ekowisata (Agussalim dan Hartoni, 2014). Ekowisata pada hutan mangrove dipandang dapat bersinergi dengan langkah konservasi ekosistem hutan secara nyata (Mulyadi dan Fitriani, 2012). Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk ekowisata sejalan dengan adanya perubahan kecenderungan minat dan motivasi kunjungan wisatawan dari wisata massal (mass tourism) untuk pelesiran (pleisure) menjadi ekowisata dengan special interest tourism, yaitu perjalanan wisata dengan motivasi kunjungan untuk melakukan wisata yang didalamnya terdapat unsur pendidikan dan konservasi (Umam et al., 2015).

            Ekosistem mangrove yang terdapat di kawasan konservasi Gunung Anyar memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek dan daya tarik ekowisata meliputi keanekaragaman jenis mangrove dengan berbagai jenis perakaran seperti akar tunjang pada jenis Rhizhophora sp., akar lutut pada Bruguiera sp., dan akar pasak pada Sonneratia sp., Avicennia sp.; zonasi mangrove mulai dari pinggir pantai hingga pedalaman; keanekaragaman jenis fauna; serta pemanfaatan sumber daya mangrove secara tradiosional oleh masyarakat setempat. Potensi ekosistem mangrove Teluk Kayeli tersebut dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan wisata seperti memancing, perahu, birdwatching, pengamatan jenis tumbuhan, atraksi satwa liar, fotografi, pendidikan, piknik, dan sebagai sarana edukasi dan interpretasi mangrove (Latupapua, 2009).

2.5 Manfaat Ekosistem Mangrove

            Mangrove atau yang sering disebut bakau memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan sekitarnya yaitu :

  • Pemeliharaan Keakeragaman Fauna Hutan mangrove menyokong kehidupan hewan karena memberikan sumber makanan dan tempat untuk hidup. Jenis - jenis biota yang dijumpai di Pamurbaya antara lain : Reptilia, ikan dan hewan makrobentos. (Arisandi dkk, 2001)
  •  Tempat Pemijahan Lingkungan mangrove memiliki produktifitas tinggi, menyediakan sumber energi berupa zat - zat makanan karena itu mangrove merupakan tempat berteduh dan mencari makan. (Arisandi dkk, 2001)
  • Habitat Penting Bagi Burung Beberapa jenis burung membutuhkan ekosistem mangrove sebagai tempat mencari makan dan bersarang. (Arisandi dkk, 2001).
  • Pencegah Banjir Kawasan Pamurbaya adalah daerah lahan basah yang berfungsi sebagai daeran antrian air (retention time zone) sehingga air hujan yang akan mengalir ke laut terlebih dahulu akan menggenangi daerah pantai timur, untuk menunggu giliran mengalir ke laut. Apabila kawasan Pamurbaya peruntukannya menjadi pemukiman, maka lahan antrian akan hilang sehingga saat musim hujan tiba air hujan yang akan mengalir ke laut harus antri di tengah - tengah kota dan menyebakan banjir.(Arisandi dkk, 2001)
  • Bioakumulator Logam Berat Tingginya kandungan logam berat Cu, Cd dan Zn di dalam akar mangrove menunjukkan bahwa tumbuhan ini dapat mengakumulasi logam berat didalam jaringan tubuhnya. (Arisandi dkk, 2001).
  • Mengurangi resiko bahaya tsunami Tentu kita belum lupa kerusakan fatal dan tewasnya ratusan ribu orang di Aceh dan Sumatra Utara akibat gelombang Tsunami. Andai saja masyarakat serta pemerintah memahami dan menyadari arti penting mangrove untuk meminimalisasi dasyatnya hantaman gelombang lautan yang menerjang daratan, tentunya ekosistem mangrove tidak akan dibiarkan punah seperti saat ini. Ekosistem mangrove juga merupakan perlindungan pantai secara almi untuk menguragi resiko terhadap bahaya Tsunami.


2.6 Konservasi Hutan Mangrove

            Ruang lingkup konservasi hutan mangrove meliputi usaha perlindungan, pelestarian alam dalam bentuk penyisihan areal sebagai kawasan suaka alam baik untuk perairan laut, pesisir dan hutan mangrove. Konservasi hutan mangrove mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Melestarikan vegetasi dengan habitat hutan mangrove dengan tipe - tipe ekosistem.

b. Melindungi jenis -- jenis biota dengan habitatnya yang terancam punah.

c. Mengelola areal bagi pembiakan jenis -- jenis biota yang bernilai ekonomi.

d. Melindungi unsur -- unsur yang mempunyai nilai sejarah dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun