Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Tersentuh (Bagian 5: Hati yang Berdebar)

6 November 2022   18:30 Diperbarui: 6 November 2022   18:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oo, ternyata temenan sama kamu ya? Aku merasa terkejut.

Setelah itu kamipun langsung pergi masuk ke pasar karena permintaan Reni akupun mengajak Rafa dan Bima pergi bersama, dengan alasan agar beramai-ramai. Rafapun menerima ajakan kami.

Setelah lama di pasar bedug dan puas melihat-lihat, kamipun bersiap-siap untuk pulang. Rafa membelikan kami beberapa makanan ringan sebelum kami pulang. Ketika hendak mengambil motor di tempat parkir, Reni malah kecopetan, dan Rafa yang sedang menunggu Bima yang sedang mengambil motor, langsung berlari mengejar copet yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri. Ketika ia mengejarnya, seperti yang telah aku duga, ia pun dapat menangkap copet yang berusaha kabur, dan copet tersebutpun langsung diamankan oleh petugas yang ada disekitar jalan. Setelah mendapatkan tasnya, Rafa langsung memberikan tas tersebut kepada Reni. 

Rafa mengiringi kami pulang sampai ke rumah. Setelah sampai di rumah akupun langsung berbuka puasa bersama keluarga ku. Karena wajahku yang terlihat pucat, ayahku menanyakan apa yang telah terjadi kepada ku, karena takut membuat mereka khawatir, aku tidak menceritakan apa yang telah terjadi kepada kami di pasar bedug tadi. Setelah kejadian itu Reni tetap saja tidak kapok mengajakku ke pasar bedug, tetapi setelah kejadian itu, aku selalu mengingatkannya untuk berhati-hati dengan barang bawaannya. Begitulah setiap hari berlalu selama puasa ramadhan ketika tidak sibuk aku dan Reni pergi ke pasar bedug dan dengan tidak sengaja kami sering bertemu dengan Rafa dan setiap kali bertemu dengan Rafa, Rafa selalu bersama kami menghabiskan waktu di pasar bedug, jadi kami juga tidak merasa khawatir dengan adanya tukang copet, karena sudah ada yang jadi bodyguard setiap kami ke pasar bedug. Selain itu, kami juga sering bertemu dengan teman-teman sekolahan kami yang juga sedang berkeliling, dan kadang-kadang kami menghabiskan waktu bersama-sama ketika di sana.

Ketika sore harinya, Reni juga sering mengajakku untuk pergi ke tepi sungai yang kami temukan, kami kadang-kadang juga sering menghabiskan waktu disana selama ramadhan, jika tidak ke pasar bedug kami pergi ke sana untuk membaca buku dan  menatap senja yang begitu indah sampai waktu berbuka akan masuk. Pada malamnya aku bersama teman remaja mesjid juga selalu melakukan tadarus al-Qur'an bersama. Oleh sebab itu, setiap hari pula aku sering berurusan dengan Rafa untuk mengurus acara kegiatan selama bulan puasa.

Setelah beberapa minggu, sekarang adalah penghujung bulan puasa. Kamipun anggota remaja mesjid, mempersiapkan segala hal untuk acara takbiran bersama. Pada sore hari, tanggal ke 29 ramadhan kamipun berkumpul untuk rapat di mesjid yang biasa kami gunakan untuk melakukan kegiatan. Kami para pengurus di beri instruksi untuk datang lebih awal dari pada anggota, karena ada yang harus dipersiapkan.

"Sesuai perhitungan, waktu takbiran akan di laksanakan pada hari minggu malamnya. Dan karena hari ini hari sabtu, besok kita  akan langsung mempersiapkan peralatannya(ketua menjelaskan). Dan alhamdulillah acara tadarus kita berjalan dengan lancar dan telah khatam al-Qur'an pada malam tadi.

Semuanya merasa bahagia sekaligus bangga. Para anggota bertepuk tangan atas keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.

"Sekaligus untuk mengakhiri acara kegiatan kita selama ramadhan ini marilah kita mengucapkan hamdalah(ketuapun langsung mengimami). Dan acara rapat diakhiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun