Mohon tunggu...
Rahmi Putri Z
Rahmi Putri Z Mohon Tunggu... Pendidik

Suka nulis dipojok-pojok buku bacaan. Hobby nya mengamati manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Tersentuh (Bagian 5: Hati yang Berdebar)

6 November 2022   18:30 Diperbarui: 6 November 2022   18:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai kegiatan kamipun membahas soal tadarus yang akan di mulai malam nanti, dan untuk mengantisipasi apabila acara belum bisa dilaksanakan pada malam ini, maka ketua mengumpulkan semua pengurus untuk membahasnya dan hasilnya pun ketua mengatakan apabila ada acara di mesjid pada malam ini, kami di minta untuk datang langsung ke rumah ketua untuk mempersiapkan beberapa hal. Pada waktu mendekati jam 9.00 malam setelah sholat, semua remaja mesjidpun diminta untuk langsung menuju ke rumah ketua, karena seperti yang dikatakan ketua tadi, mesjid tidak bisa digunakan untuk malam itu karena pengurus mesjid menggunakannya untuk beberapa pekerjaan. Karena adanya pengumuman aku langsung meminta izin pergi bersama Era ke rumah ketua dan berjanji akan pulang bersamanya.

Ketika aku mau pergi, terlihat Rafa yang langsung pulang dan setelah kejadian ditaman kota, aku memang berusaha untuk menjauh dari Rafa, tetapi aku tidak pernah memperlihatkan kepadanya, walaupun kadang didalam hatiku aku juga senang sekali bisa bertemu dengannya setiap saat, dan aku merasa dia tetap teman yang baik dan lucu. Tapi setelah kejadian itu, aku takut hal tersebut dapat menyakiti sahabatku Reni walaupun sebenarnya diantara aku dan Rafa tidak ada apa-apa, tapi kalau terlihat sering bersama, juga tidak baguskan.

Karena Rafa melihatku dan Era yang mau pergi, ia pun terlihat mendekat dan menyapaku.

"Kamu mau pergi sekarang dengan Erakan? Hati-hati ya. Ia selalu mengingatkan ku seperti itu.

Aku pergi tanpa meng-iakan katanya tadi, aku dan Era langsung saja pergi ke tempat rapat. Setiba disana acarapun berjalan santai, dan kami hanya merapikan alat-alat yang telah dipinjam oleh ketua dari rumah kepala desa dan mempersiapkan lainnya untuk kegiatan pada hari minggu yang akan datang. Karena tadi pagi acara pengisian waktu ramadhan sudah dimulai yaitu diisi dengan belajar marhaban, ketua mengumpulkan kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena semua anggota telah hadir. Dan karena aku merasa rapat yang dilaksanakan tidak terlalu penting aku segera mengajak Era untuk bergegas pulang. Ketika akan pulang aku berpas-pasan dengan Rafa, tapi karena Era jalan didepanku, aku berusaha mengalihkan wajahku dari Rafa yang sedang bicara disamping arah masuk ke pintu dengan salah satu orang anggota lainnya, tapi malah tangannya menyenggol tanganku dan dengan refleks dia menghadap ke arah ku. Akupun langsung bergegas ke arah depan disamping Era, tapi malah Rafa mengikuti ku dari belakang. Akupun seperti berlari-lari kecil untuk menjauh darinya. Karena Era yang terlihat masih menyapa teman yang lain, aku langsung ke pagar untuk membuka pagar tanpa menunggu Era yang masih asik berbicara. Ketika aku membuka pagar malah tangan ku terjepit pagar karena tergesa-gesa dan tidak hati-hati. Aku merengek kesakitan, Rafa yang dibelakangku langsung menolong mengambil tanganku dari samping pagar dan menggeser pagarnya. Akupun tak bisa mengelak dari Rafa karena dia sudah berada didepanku, karena tanganku yang sudah memerah, Rafa langsung melihat tangan ku dan setelah itu ia langsung pergi mengambil motornya yang baru ia parkirkan. Ia langsung bersikeras mengajakku untuk mengantar pulang segera. Dengan tanganku yang masih sakit dan hatiku yang tidak karuan, aku naik ke motor dan aku bergumam di dalam hati dan berfikir, aku yang bersusah payah menahan perasaan ku agar tidak berubah malah menjadi bertambah dekat dengannya. Rasanya aku ingin menangis dan ingin menghajar Rafa yang selalu membuat perasaanku tak karuan.

********************

Setelah kejadian malam itu, aku berusaha untuk tidak menjauh lagi dari Rafa dan mengambil keputusan untuk bersikap biasa saja kepadanya, aku pikir dia itukan hanya berteman denganku kenapa harus merasa segan, walaupun kadang-kadang aku merasa tidak bisa bersikap biasa-biasa saja. Dari saat itu aku berusaha untuk bersahabat seperti pertama aku berjumpa dengannya.

Selama ramadhan kami tetap melakukan kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan hasil rapat guru-guru, tapi jam pelajaran di kurangi menjadi satu jam tiap mata pelajaran, jadi kami pulangnya lebih cepat dari pada hari biasa.

********************

Tidak terasa puasa pun sudah menunjukkan hari ke 7, tepatnya hari Sabtu. Ketika di sekolah, Reni menagih janjinya untuk mengajakku pergi ke pasar bedug. Dengan senang hati aku menyetujui ajakannya untuk pergi ke pasar bedug pada sore harinya.

Tepat setelah sholat asar, Reni sudah membunyikan klakson motornya di depan rumah ku, seperti tidak sabar ia berulang-ulang membunyikan klakson motornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun