Evaluasi historis membuktikan bahwa kelemahan koperasi di masa lalu terletak pada dominasi birokrasi dan elit lokal.
Maka, jalan ke depan harus ditegakkan melalui demokratisasi internal, pendidikan anggota, serta pengawasan kolektif yang berkelanjutan.
Jika tidak, koperasi akan kembali menjadi "menara kosong": indah di atas kertas, rapuh di kenyataan.
Referensi:
- Hatta, Mohammad. (1987). Membangun Koperasi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
- Marx, Karl. (1990). Capital: A Critique of Political Economy. London: Penguin.
- Mubyarto. (1998). Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: BPFE.
- Nasution, Anwar. (2005). Koperasi dan Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. 6(2): 145--162.
- Suyanto, Bagong. (2013). Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modern. Jakarta: Kencana.
- Wibowo, Ignatius. (2011). Politik Koperasi di Indonesia: Dari Mobilisasi ke Demokratisasi. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik. 15(3): 189--205.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI