Mohon tunggu...
P.N. Estu
P.N. Estu Mohon Tunggu... Penulis

Menulis menjadi cara merefleksikan hasil baca. Dengan menulis aku belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Trilogi Kontemplasi Puisi

3 Oktober 2025   20:44 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kenyataan menjadi kata

yang sekarang berlabuh di retina,

telinga, dan cecap rasa;

bukan lalu yang menumpuk di rak otakku

atau pun esok yang sinyalnya belum menyala

di persimpangan,

kukawal tiap detak,

kukawal tiap hembus dan desah,

kukawal tiap langkah

untuk mengasah sinar siang dalam menimba harapan,

di perjamuan syukur yang harus tetap kuminum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun