kenyataan menjadi kata
yang sekarang berlabuh di retina,
telinga, dan cecap rasa;
bukan lalu yang menumpuk di rak otakku
atau pun esok yang sinyalnya belum menyala
di persimpangan,
kukawal tiap detak,
kukawal tiap hembus dan desah,
kukawal tiap langkah
untuk mengasah sinar siang dalam menimba harapan,
di perjamuan syukur yang harus tetap kuminum.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!