Mohon tunggu...
Nita Harani (Syamsa Din)
Nita Harani (Syamsa Din) Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah Ibtidaiyah

I'm Nothing Without Allah SWT. pengagum senja, penyuka sastra. wahai diriku, sebelum sutradara kehidupan berkata CUT!!! teruslah melangkah, berlari & melompat lebih tinggi. No Regret Life...No Pain, No Gain. Keep Hamasah wa Istiqomah..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamboja Luruh Menjelang Ramadan

17 Mei 2018   11:11 Diperbarui: 17 Mei 2018   11:24 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelan -- pelan aku masuk ke dalam. Aneh, tak ada yang menghiraukanku. Ck..sudahlah. aku mencari mamak ke kamar. Kudapati mamakku tengah terduduk di pojok kamar, bahunya berguncang. Hati -- hati kudekati mamak. Lalu kusentuh bahunya.

"Ono opo to mak?" tanyaku pelan. Mamak tak merespon. Aku mulai kesal, kembali ke ruang tamu. Sesosok tubuh terbaring di balik kain panjang motif batik. Sekar sesenggukan di sisi kanan sosok itu. aku tak bisa menahan rasa penasaranku lagi. Kubuka kain penutup sosok itu. aku terkulai. Itu wajahku. Ah..hari ini wajah itu terlihat lebih pucat dari biasanya, bibir itu semakin kering, lelap benar aku tertidur, seperti mengarungi mimpi yang tak bertepi.

Aku beranjak, menerobos keluar, berlari kencang kembali mengarungi padang rumput. Hari ini, Ahmad Latif Maulana, lelaki berwajah teduh, belum genap seminggu aku mengenalnya, ia berencana meminangku. Tapi, Izrail datang lebih dulu untuk meminangku dan aku tidak bisa menolak pinangan itu.

Ah..kenapa cinta datang terlalu lama dan pergi begitu cepat? Seperti kata Pasangger dalam lirik lagunya.

Kau hanya butuh cahaya ketika redup

Hanya merindukan mentari saat salju mulai turun

Hanya tahu kau mencintainya saat kau membiarkannya pergi

Menatap langit-lagit dalam kegelapan

Perasaan hampa yang sama mengisi hatimu

Karena cinta datang begitu lambat dan  pergi begitu cepat

Dan kau membiarkannya pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun