Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ditelan Sepi

17 Maret 2023   20:14 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telingaku bermenit-menit, berjam-jam ditelan sepi
semangatku apalagi.
Sepi
bahkan udara kelu
dan jantung pun berdetak ragu-ragu.

Krrrr...
samar-samar terdengar suara mesin hitung uang
sesaat
lalu ...
sepi lagi.

Samar-samar aku mendengar langkah sepatu
bukan hanya seorang.

Jantungku hampir melompat keluar ketika pintu ruangan dibuka tiba-tiba.
"Kamu!" pria berwajah kasar dengan codet di sana-sini menunjukku "Ada yang menebusmu!"
Teman pria itu membuka ikatan kaki dan tanganku dengan kasar.
"Aku..., aku bebas?"

Pria berwajah kasar tersenyum mengejek.
"Dia hanya akan membawamu ke tempat penyekapan yang lain."

Mendengar kabar buruk itu
sepertinya sekarang jantungku benar-benar melompat keluar.
Oh, Tuhan
Siapa yang akan menelanku kali ini?

---

kota daeng, 17 maret 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun