Tapi sering kali kita lebih memilih percaya pada apa yang ingin kita percayai dibanding percaya pada apa yang harus kita percayai.
Kamu tidak tahu akan ke mana kaki-kaki menuju. Yang kamu tahu harus melarikan diri segera dari sang pengejar bernama Kenyataan!
Kita berharap pagi menunjukkan wajah cerianya. Cakrawala merona, matahari tersenyum
Apakah ini artinya selama ini aku jarang berpikir? Atau apakah belakangan ini tanda tanya yang hadir dalam hidup lebih banyak dari biasanya?
Di tengah laut yang bergejolak, haluan bahtera mudah berubah. Angin tidak selalu bertiup ke arah yang diharapkan.
Kita adalah garis di antara merah dan putih. Bukan memisahkan tapi menyatukan.
Seiring kemarau matahari bersinar dengan angkuh memanaskan peradaban
Ada kesalahan yang mudah dimaafkan, ada kesalahan yang sulit dimaafkan.
Kerinduan itu seperti petualangan kecil di taman musim semi, di antara kembang warna-warni yang merekah menyambut matahari
Kita hanya takut melepaskan karena belum pernah benar-benar melihat apa yang sedang digenggam.
Tarian yang dilakukan dalam hening dan kesendirian, tanpa lampu warna-warni, tanpa mata dan tepuk tangan penonton.
Menikmati senja di tepi segara, seperti menikmati mozaik-mozaik memori yang diputar masa lalu.
Sering kali hanya butuh satu hari hujan untuk menghapus berbulan-bulan kemarau
Di telapak tanganmu ada garis-garis nasib yang dirajah takdir bersama semesta dan mozaik-mozaik waktu.
Dalamnya hati siapa yang tahu? Bahkan pemilik hati pun sering kali terperosok jatuh lalu tenggelam di kedalaman hatinya sendiri.
Biasanya para pemenang sejati datang dari dalam hening, dari dalam kontemplasi panjang, dari perjuangan dan jatuh bangun yang sepi.
Jika sedang sedih, jadilah seperti embun yang mengalir dari langit jatuh ke tepi lembah daun, rerumputan.
Malam menutup pintu rumah dari luar. Tok! tok! tok! bocah kecil mengetuk pintu yang tertutup itu.