Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Rindu dan Kenangan

13 November 2022   19:34 Diperbarui: 13 November 2022   19:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari pixabay.com

Aku berharap
kenangan bisa disajikan di dalam piring makan
atau diseduh untuk mengisi cangkir kopi
agar setiap kali rindu melanda
aku tinggal menyantap dan meminum kenangan itu
sedikit demi sedikit
sampai tidak tersisa sama sekali.

Sayangnya
kenangan itu immortal
bahkan lebih abadi dari rasa rindu itu sendiri.

Jadi dibanding menjadi saksi bisu
pada kenangan yang selalu meniupkan nyawa baru
pada rindu yang sudah kubunuh berkali-kali,
aku memilih untuk berdansa dengan keduanya
rindu dan kenangan
di bawah langit mimpi abu-abu.

Sampai kapan?

Entahlah.
Mungkin sampai kamu sendiri yang datang
membunuh salah satu atau malah keduanya
lalu mengucapkan kata-kata terakhir di hari pemakaman mereka.

--- 

kota daeng, 13 november 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun