Mohon tunggu...
Fidel Haman
Fidel Haman Mohon Tunggu... Guru - Guru/Bloger

Penikmat Seni Sastra dan Musik/Pemerhati Pendidikan - Budaya - Ekologi/Pencinta Filsafat - Teologi/Petualang - Loyal dan Berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis Sore dan Kenangan

12 April 2024   17:41 Diperbarui: 12 April 2024   17:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sore yang gerimis di Cijantung, Jakarta Timur. (Dok. Pribadi)

Gerimis dan sore yang sepih. Jalanan ibu kota pun lenggang. Aku ditemani segelas kopi hangat.

Aku meneguknya berkali-kali, berharap gerimis segera berlalu. Bahkan hingga tegukkan terakhir, gerimis sore ini pun tak lekas pergi.

Sudahlah. Kubiarkan gerimis berlarut-larut. Ada kenangan yang tetiba terlintas. Ingatanku segera pergi ke masa silam. Merindu gerimis sore di kampung kecil, tanah asal.

Aku teringat akan tungku api kesayangan ibu. Sumber hangat kala gerimis enggan pergi. Juga beberapa nasihat ibu yang jarang diajarkan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan.

Ibu dan tungku apinya selalu membuat gerimis bermakna. Tak ada waktu yang sia-sia kala gerimis berlarut-larut. Sebab, dari tungku apinya ada hangat, dari tutur kata dan lakunya ada pelajaran.

Sosok ibu, gerimis beserta tungku apinya bertahun-tahun silam telah merangkai kenangan yang kini hadir kembali. Gerimis sore ini menghadirkan itu kembali. Terimakasih telah sejenak membawaku kembali ke masa silam penuh makna.

Cijantung - Jakarta Timur; Jum'at, 12 April 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun