Di pelataran Delphigerimis jatuh tanpa nubuat,menyulam lingkar-lingkarpada marmer yang retak.Seperti nyanyian Rumiyang tercecer di angin Persia,tetes-
Saat hujan tipis turun membasahi kota Daeng, itu bisa dibuat dalam sebuah puisi
Bu Menteri tidak akan repot dan pusing
Diangkat dari kisah semut Musamus, novel ini adalah fabel ekologis yang menunjukkan bahwa yang kecil bisa abadi jika seteguh hati dan karyanya.
Di zaman ini, barangkali,kita lebih butuh hujan ala penyair—yang jujur pada perasaan—daripada hujan ala politisi yang hanya pandai mengguyur janji.
Gumpalan awan, hitam dan beratTergantung rendah diatas bukitHujan pasti jatuh setiap saatKita berdua lari bergandengan tanganMenuju kedai tua be
Kopi, hujan, dan rumah tua. Gerimis Coffee Shop jadi oase syahdu di tengah modernitas Bogor.
Puisi senyap yang menyimpan gerimis
Gerimis berganti menjadi hujan. Pada saat titik itu bertemu, siapakah yang kurindukan?
Puisi berjudul Gerimis Menjelang Pagi terinspirasi dari pengalaman lari pagi di Kota Makale, Tana Toraja.
Mentari pagi baru saja datang menyapaSinar lembutnya menembus ranting2 pohonJuga gumpalan halimun tak luput dari perhatiannyaSemuan dia basuh&nb
Hari pun terus berganti, tetap sunyi. Aku menuliskan ini tanpa suara, perlahan. Rasa kehilangan tak pernah belajar mengeja reda.
Mentari telah tenggelam separuhKetika aku akhirnya sampai diatas tebingDibawahku, sungai Potomac, diam, membisu, tak bergerakPermukaannya datar, disap
Kami bersenda dengan riuh, dan tawa yang pecah di tengah gerimis datang mendera
Peristiwa pagi hari Ketika rindu sedang melanda di iringi hujan tiba-tiba disaat matahari telah muncul.
Sayapku Belum Utuh Ibuku, anak perempuanmu tumbuh dalam gerimis dan mendung, hingga enggan merangkak ke pagiSebab terlalu dingin untuk menyetubuh
Menunggu-nunggu letusan akhir dari dua nalar yang berbenturan
Gerimis dan angin permisi meninggalkan anggrek di malam gulita
Hanya kepada Tuhan kita berharap. Dia Mahaadil dan Mahabijaksana.
Jika waktu adalah ilusi, ialah angan percuma memanggil.