Mohon tunggu...
Paulus Hurit
Paulus Hurit Mohon Tunggu... Mahasiswa di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

suka bermalam di Matamu, suka buku fiksi dan buku self improvement

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayapku Belum Utuh

2 April 2025   12:52 Diperbarui: 2 April 2025   12:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayapku Belum Utuh

 

Ibuku, anak perempuanmu tumbuh dalam gerimis dan mendung, hingga enggan merangkak ke pagi

Sebab terlalu dingin untuk menyetubuhi hari-hari seorang diri

Sudah mampu sendiri memetik embun yang berkumpul di ujung-ujung daun

Dan memasaknya di bola mataku

Ibuku, ijinkanku membasahi bingkai fotomu dengan rinduku yang kian bercucuran

Aku ingin memeluk kesendirianku di rumah kecil kita

Ibu meninggalkan lemari kita yang penuh dengan boneka yang pernah ibu pungut di pasar untuk menghiasi senyumku

Kini aku hanya sendiri dipaksa kawin subuh oleh tungkumu

Aku disiksa dan ditindas oleh waktu yang kupungut sendiri usai berlari di taman sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun