Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sebuah Kegelisahan di Pagi Hari

23 Juni 2025   18:00 Diperbarui: 23 Juni 2025   10:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi puisi (sumber:freepik/freepik)

Sebuah Kegelisahan di Pagi Hari

Sudah kubuka jendela, pagi tetap murung.
Engkau diam, menggenggam secangkir ragu di dada.
Burung tak berkicau, pohon pun enggan bicara.
Untuk apa mentari datang tanpa janji?
Aku mencari waktu yang tak menyembunyikanmu.
Hati berdetak pelan, seperti menunggu kabar.

Kadang aku lupa cara merasa utuh.
Esok datang terlalu cepat, tanpa makna.
Gerimis tadi malam masih tinggal di dada.
Elusan angin pagi pun tak menenangkan.
Langit biru tampak seperti luka terbuka.
Imajinasi tentang bahagia hanya bayang kabur.
Siang belum tiba, gelisah sudah hadir duluan.
Apakah pagi selalu segundah ini, sayang?
Harapan menipis di dasar cangkir sepi.
Aku ingin pergi tapi tak tahu ke mana.
Namun langkah hanya berputar di kepala.

Di luar, waktu berjalan tanpa peduli aku.
Ia lupa, aku belum siap ditinggal.

Pintu terbuka, tapi tak ada yang masuk.
Aku menyapa bayangan sendiri di lantai.
Gagap aku membaca puisi yang tak selesai.
Ingin berhenti sejenak, tapi tak boleh lama.

Hari pun terus berganti, tetap sunyi.
Aku menuliskan ini tanpa suara, perlahan.
Rasa kehilangan tak pernah belajar mengeja reda.
Ia menetap, seperti pagi yang kehilangan cahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun