Mohon tunggu...
A.A. Sandre
A.A. Sandre Mohon Tunggu... penikmat kata dan kopi

sekata sekopi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Anak Pejuang (Bagian XXII)

27 September 2025   19:24 Diperbarui: 27 September 2025   19:35 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber poto: Instagram @prabowo

Diam-diam, aku kagum pada si kopral yang bekerja tanpa perintah. Dia ikhlas mengerjakan hal-hal baik. Kalau orang seperti si kopral banyak di markas maka tanah lapang ini bisa semakin asri pikirku.

Tak seberapa lama menunggu, para perwira telah berkumpul. Aku pun berkata, “Bagaimana menurut kalian pohon-pohon ini?"  

Para perwira terdiam. Entah apa yang berkecamuk di kepala mereka. Aku perhatikan wajah mereka satu per satu. Tampaknya mereka masih bingung untuk segera memberikan jawaban. Padahal, pertanyaanku sangat sederhana. 

Hingga beberapa saat menunggu, aku belum juga mendengar sepatah kata pun. Aku menoleh ke Mas Djoko yang berdiri di sebelahku sambil sedikit mengangkat pundak.  

“Anu, Pak …” tiba-tiba perwira yang berada di ujung kiri barisan bersuara.

“Anu apa?” kataku menatap wajahnya.  

“Apa yang terbaik bagi bapak, itulah yang terbaik bagi kami,” sambungnya. 

“Kalau menurut saya, pohon-pohon ini kita tebang saja. Kalian sepakat?” kataku melanjutkan. “Menurut pendapat saya, pohon-pohon mengganggu. Biar bersih saja. Jadi saya bisa lihat pasukan dari jauh dengan leluasa.”

“Betul, Pak!” kata seorang perwira.

“Benar, Pak!” kata seorang perwira lagi.

“Sepakat, Pak!” kata seorang perwira yang perutnya agak buncit. Suaranya paling lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun