Mohon tunggu...
A.A. Sandre
A.A. Sandre Mohon Tunggu... penikmat kata dan kopi

sekata sekopi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Anak Pejuang (Bagian XXII)

27 September 2025   19:24 Diperbarui: 27 September 2025   19:35 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber poto: Instagram @prabowo

Mas Djoko pun manggut-manggut. Hingga menghela napas sejenak. Tampaknya dia sudah memahami keinginanku. “Silakan, Pak." 

"Semoga mereka tidak ABS,” kataku. ABS adalah singkatan 'asal bapak senang'. 

Mas Djoko kembali manggut-manggut. Senyum tipis masih bertahan di wajahnya. Meskipun tak semua ideku akan dia angguki, kali ini dia tampak senang dan bersepakat. 

“ABS itu penyakit yang harus dibasmi,” katanya sambil tersenyum lebar. 

"Harus, sebelum terlambat," sahutku. 

Lalu aku menjelaskan panjang lebar bahwa praktik ABS semakin marak. Menjamur di sana-sini. Tak sedikit pemimpin mengalami sesat moral lantaran ABS dibiarkan terus menjalar. Padahal, sikap ABS sudah terbukti sering menjerumuskan para pemimpin. Begitu banyak bawahan yang sengaja berbohong demi menyenangkan atasannya.

"ABS memang bahaya." 

“Jelas, bisa buat kita celaka,” kataku menegaskan. Aku mendongak memperhatikan dahan-dahan pohon saman. Pohon yang kokoh pikirku. Mampu menurunkan konsentrasi gas secara efektif. Bahkan menyerap C02 lebih banyak. 

“Saya panggil saja mereka kemari?”

“Boleh.”

Mas Djoko pun memanggil para perwira. Beberapa meter dari tempatku berdiri, seorang kopral tampak sedang membersihkan semak yang mulai mengganggu badan jalan. Makin lama, dia makin dekat saja kepadaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun