Semua perwira telah bersetuju. Mereka enggan melawan pendapatku. Tak ingin berseberangan. Tiba-tiba saja dari balik punggungku terdengar suara, “Kalau bisa jangan ditebang, Pak.”
Rupanya suara si kopral yang berdiri di belakangku. Aku berpaling. "Kenapa?"
“Pohon-pohon ini sudah puluhan tahun di sini, Pak. Dulu kami yang menanam. Kami menunggu apel di bawah pohon. Kalau ditebang, nanti banyak debu, Pak.” tutur si kopral bernama Slamet Pujiwarna.
Aku memandang wajahnya lekat-lekat, “Kau benar!” kataku. Lantas saja aku berpaling pada para perwira, “Kalian dengar kopral ini berkata jujur. Kalian kan takut," kataku sambil tertawa.
Rupanya banyak anak buahku terkena ABS pikirku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI