Mohon tunggu...
Mohd Damar Afda Dipura
Mohd Damar Afda Dipura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Partikel Bebas

Menulis untuk mengingat, Menulis untuk menolak lupa. begitulah kira-kira, Saya berfikir maka saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merana Tiada berkesudahan

23 Mei 2024   03:17 Diperbarui: 23 Mei 2024   03:36 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah luka berjalan.

Penjual kesedihan, penawar kebahagiaan.

Bukan tanpa sebab aku menangis.

Kilauan mataku memudar.

semua tampak bersalah.

Aku adalah tangis yang menggema.


Perasaan mengalir deras, laksana terjun tak bertuan.

Menabuhkan genderang perang, menayub tarian purba.

Bersolek dengan hati, tampil dalam orkes tua.

Aku adalah ramai yang sunyi.

Noda terpampang buih lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun