Mohon tunggu...
Fahriza Alfathyra
Fahriza Alfathyra Mohon Tunggu... Lainnya - Tugas

hanya untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sadly

20 Oktober 2020   14:48 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:26 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekitar seminggu yang lalu."

"Apa anda tahu sesuatu yang lain tentang anak ini ? Misal apa pernah dia pernah mengeluh di ganggu orang atau mengalami tindakan kekerasan?"

"Tidak pernah, Reno selalu ceria, memangnya ada apa pak? Bapak ini siapanya Reno?"

"Ah, saya lupa memperkenalkan diri, saya Iptu Mulyono dari Polsek Wonokromo, Reno ditemukan meninggal dunia tadi siang, saat ini saya melakukan Investigasi terkait kematiannya."

"Innalilahi Wa Innailahi Roji'un, Siapa yang bunuh dia pak?" Iptu Mulyono terkejut mendengar perkataan wanita cantik itu.

"Bagaimana anda bisa tahu Reno dibunuh?"


"Ah, pak polisi kan seharusnya bisa tahu bagaimana saya bisa tahu, saya gemar membaca pak, logika saya pasti jalan lah..."

"Hm.. menarik, wanita ini cerdas sekali.." Pikir Iptu Mulyono dalam hati.

"Baiklah.., sepertinya saya tahu kenapa anda bisa tahu, terima kasih atas es teh manisnya, bisa saya minta pin bb anda? Saya suka berteman dengan wanita cerdas." Wanita itu dengan senang hati membagi pin bb pada Iptu Mulyono. Setelah itu Iptu Mulyono berpamitan pergi dari tempat tersebut untuk pergi ke destinasi ivestigasinya yang terakhir.

***

Dia agak kebingungan karena nomor rumah yang semrawut di daerah itu, dia sampai terpaksa bertanya pada warga sekitar namun tak ada yang tahu, atau lebih tepatnya pura-pura tidak tahu alamat rumah Hadi Cakil. Iptu Mulyono agak lelah dan memutuskan beristirahat di pinggiran kali Wonokromo. Lelahnya ternyata menuntun pada temuan besar, Disana dia melihat pria yang ditemuinya tadi di LSM Kawan Kita, pria itu terlihat sedang menghardik anak-anak kecil yang berbaris. Pria bernama Hadi Cakil itu dari jauh terlihat sedang mengeplaki kepala anak-anak kecil yang hampir menangis. Melihat kekerasan tersebut Iptu Mulyono segera mendekat dan menjambak rambut mowhawk Hadi Cakil. Hadi yang kaget spontan berusaha melawan, tapi bogem Iptu Mulyono lebih cepat melayang ke bibirnya hingga darah merembes keluar disela-sela behel peraknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun