Mohon tunggu...
Fahriza Alfathyra
Fahriza Alfathyra Mohon Tunggu... Lainnya - Tugas

hanya untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sadly

20 Oktober 2020   14:48 Diperbarui: 20 Oktober 2020   15:26 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ampun...ampun pak, katanya merengek hampir menangis" Iptu Mulyono dengan tangkas mengambil borgol dan membelenggu tangan Hadi Cakil. Lalu dia menghubungi Polsek Wonokromo untuk minta bantuan menciduk Hadi Cakil ke Polsek.

Tak lama setelah itu ada pesan singkat masuk pada ponselnya dari koleganya di BMKG

"7:24,5/8:24,5/9:25/10:26."

Sms itu langsung dia teruskan ke dokter Sisca.

Selanjutnya sambil menunggu adzan magrib Iptu Mulyono menyeruput segelas kopi hitam di warung kopi ditepi sungai Wonokromo. Dengan fasilitas Wifi di warung tersebut dia menyempatkan diri menonton video klonthang yang direkomendasikan wanita pengurus LSM yang ditemuinya tadi. Video itu singkat, tidak sampai semenit, isinya hanya statement Almarhum Leader Klonthang.

"Kami ini Binaan Bunda Pertiwi !! Bukan Ilalang" kalimat singkat itu dikatakan dengan wajah penuh amarah, melihat video tersebut, Iptu Mulyono seolah memikirkan sesuatu.


***

Setelah melaksanakan sholat magrib berjamaah di Musholla Nurul Iman, Iptu Mulyono bergegas menemui dokter Sisca di RS.Bhayangkara untuk menanyakan hasil autopsy jenazah Reno, baginya yang bisa dikerjakan hari ini harus dituntaskan hari ini juga karena hari esok adalah ghaib. Dokter Sisca menyambutnya dengan senyum hangat, sehangat secangkir teh yang telah diseduhkannya untuk Iptu Mulyono.

"Bagaimana hasilnya? Apa ada temuan signifikan?"

"Mau aku jelaskan pakai bahasa apa?"

"Yang aku mengerti saja lah.. detailnya kamu tuang di kertas saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun