2. Selesaikan Sisa Masalah, Jangan Tunda Hingga MemuncakÂ
Persoalan muncul ketika kita memendam sesuatu dan lawan kita tidak paham akan apa yang ada dalam diri kita. Apabila hal ini didiamkan terus-menerus, tentu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.Â
Biasakan untuk rutin berbicara dan menyelesaikan masalah-masalah kecil yang mungkin saja berpotensi meledakkan emosi kita yang suatu saat dapat berpotensi merusak relasi.
3. Sadari Peran dan Fungsi Anggota Keluarga
Keluarga menjadi titik penting dalam pembahasan artikel ini. Karena dari sinilah semua hal dapat tercipta.
Ada hal penting yang harus digarisbawahi dari kisah di atas. Kelelahan mental bisa terjadi menimpa anggota keluarga karena ada kesenjangan peran di antara anggota keluarga, misalnya saja ayah dan ibu mengalami kebuntuan karena beberapa masalah di keluarga yang tidak selesai, sehingga, fungsi dan peran masing-masing tidak jelas.Â
Kebetulan dalam kasus di atas, Ibu memiliki peran ganda, baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah. Nah, di mana ayah?Â
Ini persoalannya, ayah gagal menempatkan diri sebagai pelindung, pengayom, pemberi kasih sayang, bahkan sebagai tiang utama pencari nafkan dalam keluarga.
Kekaburan fungsi dan peran menimbulkan masalah baru. Ibu mengalami kelelahan sehingga masalah sekecil apapun di rumah (yang kebetulan dialami siswa saya tersebut) menjadi pemicu ledakan hebat tersebut.
Hal-hal seperti ini apabila terus dibiarkan, pasti berpotensi merusak keluarga yang bisa saja berujung pada tragisnya nasib anak laki-laki tadi.Â
Apakah bisa dibenahi? Pasti bisa jika ada niat baik menyelamatkan perahu keluarga.