Bait-bait puisi tentang cinta Yang tak lekang waktu dan proses
1) Dua puluh tujuh tahun, kita berjalan bersama, menyulam waktu dengan benang doa dan cinta, ada luka yang kita jahit dengan sabar, ada tawa yang kita rajut menjadi kenangan segar.
2) Di matamu, kutemukan rumah tak pernah runtuh, di genggamanmu, kutemukan arah tanpa gaduh, di setiap badai yang mencoba menghempas, kita tetap tegak, berlayar dengan kompas iman yang jelas.
3) Dua puluh tujuh tahun bukan sekadar angka, ia adalah jejak langkah, air mata, dan cerita, tentang janji sederhana di altar cinta, yang kita rawat meski waktu kerap menguji maknanya.
4) Kini, rambut mulai memutih, namun hati kian teduh, wajah mulai berkerut, tapi cinta tak pernah rapuh, seperti anggur tua yang makin nikmat rasanya, kebersamaan kita makin dalam maknanya.
5).Selamat ulang tahun pernikahan, belahan jiwa, semoga sisa jalan kita dipenuhi cahaya, hingga suatu hari, di surga pun kita bersua, masih dengan cinta, yang sama-sama kita jaga.
(6) Biduk kita pernah terombang-ambing di lautan, ditampar ombak, dihantam badai tak kenal ampun, namun layar tetap kukibarkan, karena cintamu jadi tali pengikat yang tak pernah putus.
(7) Ada onak, ada duri, menyelinap di antara langkah-langkah kita, kadang membuat kaki berdarah, namun kita tetap berjalan, meski tertatih.
(8) Waktu bukan sekadar sahabat, ia juga penguji yang lihai, menghadirkan gundah di kala senja, dan resah yang menusuk dada di kala malam.
(9) Sering aku bertanya pada langit, sampai kapan ujian ini bergulir? namun jawabannya selalu hadir dalam senyum tulusmu yang meneduhkan hati.
(10) Harapan pernah redup, seperti pelita yang kehabisan minyak, namun engkau meniup bara keyakinan, hingga api kembali berkobar meski kecil.