Mohon tunggu...
Niken Diah Safitri
Niken Diah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis di waktu luang untuk berbagi cerita dan menikmati senja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dekap Kalbu

29 Mei 2025   21:29 Diperbarui: 31 Mei 2025   08:16 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Langit Senja (Sumber : AI/Chat GPT)

Ketika dunia terlalu sunyi,
Aku berteduh dalam sepi.
Mencari cahaya dalam diri,
Yang lama hilang tak ku nanti.

Sunyi ini bukan hampa,
Ada getar di relung jiwa.
Bukan sekadar denting waktu,
Tapi bisik yang merayu kalbu.

Ada luka yang ku hindari,
Terpendam dalam kalbu ini.
Tak bersuara, namun menyakiti,
Menunggu tangan yang menenangi.

Angin membawa sejuk pelukan,
Meredakan riuh hati yang bergelora.
Kupejam mata dan kusimpan dalam,
Segala yang tak terucap, kini tenteram.

Saat dunia terasa berat dan sepi,
Dekap kalbu hadir jadi pelipur hati.
Membawa damai di tengah gelombang rasa,
Menghapus luka, menumbuhkan asa.

Jakarta, 29 Mei 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun