sebuah puisi yang menggambarkan secara konotatif, geliat aktivitas dan kehidupan manusia di dunia.
Puisi yang berisi tentang harapan dan doa saat hujan mulai turun di bulan September
Pada serak suaramu ada asa yang menyala pada dada-dada anak negeri yang dengan riang menyimak siap meraih masa meski dalam remang karena ada suluhmu
Dalam ruang sunyi yang terlihat dikeramaianAda satu hati yang masih menanti dengan asaDalam keterdiaman raga yang melihat duniaDimana tampak kebisinga
Puisi yang ditulis dengan penuh harapan
SOLOPEDULI terus berkomitmen mendampingi anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah atau ibu di sisi mereka. Kali ini, santunan diberikan kepada Syifa
Nggak Papa nggak lulus SNMPTN, boleh jadi jurusan yang kita pilih bukan yang terbaik untuk kita, berserah dirilah pada Allah
Tak berpikir tak berasa Dimensi asa selalu memang menakjubkan Secentang warna penuh gelora Apa pun itu tak mungkin terbaca
Di balik senyum tawanya, tersimpan ribuan doa dan asa. Sebuah puisi tentang melepaskan, dengan hati yang menggenggam harapan."
DTSEN: Satu data, harapan baru. Bersama wujudkan kebijakan tepat sasaran, berpihak rakyat. Demi Indonesia yang lebih adil!
Dulu kala Perempuan itu tersenyum hangat Memandang senja di cakrawala Memandang kerlip bintang di angkasa
Entah mengapa? Setentang terumbu asa itu mengarat Menumpuk pudar dari kicau-kicau burung yang hilang Semesta bau harum adalah taman Warna-warni
Pak Bayu duduk di beranda rumah kayunya, memandangi matahari yang perlahan turun di ufuk barat. Senja itu seolah berbicara padanya, mengingatkan bahwa
Tentang lelah yang tetap melangkah, dan harapan yang tak pernah putus. Karena setiap usaha akan menemukan jalannya.