Tak berpikir tak berasa Dimensi asa selalu memang menakjubkan Secentang warna penuh gelora Apa pun itu tak mungkin terbaca
Di balik senyum tawanya, tersimpan ribuan doa dan asa. Sebuah puisi tentang melepaskan, dengan hati yang menggenggam harapan."
DTSEN: Satu data, harapan baru. Bersama wujudkan kebijakan tepat sasaran, berpihak rakyat. Demi Indonesia yang lebih adil!
Dulu kala Perempuan itu tersenyum hangat Memandang senja di cakrawala Memandang kerlip bintang di angkasa
Entah mengapa? Setentang terumbu asa itu mengarat Menumpuk pudar dari kicau-kicau burung yang hilang Semesta bau harum adalah taman Warna-warni
Pak Bayu duduk di beranda rumah kayunya, memandangi matahari yang perlahan turun di ufuk barat. Senja itu seolah berbicara padanya, mengingatkan bahwa
Tentang lelah yang tetap melangkah, dan harapan yang tak pernah putus. Karena setiap usaha akan menemukan jalannya.
Ketika dunia terlalu sunyi,Aku berteduh dalam sepi.Mencari cahaya dalam diri,Yang lama hilang tak ku nanti.Sunyi ini bukan hampa,Ada getar di relung j
Dingin pagi hari itu tanpa terasa. Walau badan berat menghadapi dingin pagi itu, badan tetap harus beranjak dari tempat tidur dan bergegas mandi. Mata
Keranjang itu penuh Puisi sampah pun berserakan Bulan tak terlihat Bukan delusi dari asa tahun lalu
Jangan biarkan ketakutan menjadi nahkoda, Mengendalikan arah biduk yang penuh potensi.
Sang waktu dengarlah seruan hatiku! Sang pengangguran hari ini kan bersinar esok pagi, menyongsong masa denap yang lebih cerah.
Hari buruh adalah suara bagi yang terpinggirkan, untuk yang terlupakan. Bersama kita berjuang demi keadilan, mengukir sejarah menjalin asa!
Pagi - pagi perawanDua lelaki rupawanMengawali hari dengan senyum menawanSedang asa dibubung mengawanHari esok setia menawarBagi mereka yang tekun men
Perempuan Perempuan harus setara dalam beragam bidang dan ruang kehidupan tanpa menyalahi kodratnya
Lintasan fajar dari terangnya khatulistiwa Bergegas berdiri tak dapat menunggu terlalu lama Asa yang tergugah dari secelah sinar di balik batu besa