Cuti melahirkan saya yang 3 bulan, sudah habis. Itu berarti, saya harus siap-siap kembali bekerja. Nah, siapa yang menjaga dan mengawasi anak saya?Â
Tidak mungkin juga kan saya minta tolong ibu saya, secara anak pertama sudah dalam pengawasan ibu saya. Masa harus ngurusi bayi juga?Â
Suatu ketika datanglah si Mbah ke rumah. Ia mengutarakan maksud dan tujuannya. Apa tidak salah seorang ibu berusia lansia mencari pekerjaan?
 "Maaf, Ibu, memang Ibu masih kuat gendong-gendong bayi?" tanya saya.
"Masih, masih kuat. Saya biasa urusi cucu saya," katanya.Â
"Kok, Ibu masih cari kerjaan, memangnya anak-anak Ibu di mana?" tanya saya.
Ya, sebagai anak ya miris, ada orang sepuh masih cari-cari pekerjaan.
"Ada sih, tapi nggak enak juga, kalau numpang," katanya.
"Lha kok nggak enak? Kan Ibu bantu jaga cucu-cucu Ibu?" kata saya.
Meski agak ragu, akhirnya saya menerima juga. Saya tekankan, tugasnya fokus jaga si bayi. Urusan rumah dan masak, biar saya saja.Â
Tapi, si Mbah hanya beberapa bulan saja. Mungkin karena jauh atau memang sudah merasa dirinya tidak kuat. Saya lupa alasan pastinya.Â