Mohon tunggu...
musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (23107030104)

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lika-liku Ramadhan: Dari Puasa Setengah Hari (Bedug) sampai Puasa Sambung

14 Maret 2024   13:17 Diperbarui: 14 Maret 2024   13:37 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: mnctrijaya.com

Di bulan suci Ramadhan ini selalu ada cerita dan budaya yang unik, salah satunya puasa setengah hari. Biasanya puasa ini dilakukan oleh anak-anak yang belum dewasa atau baligh dengan maksud untuk melatih sekaligus mengedukasi anak mengenai puasa ramadhan.

Nama bedug diambil dari alat bedug yang dipukul sebelum adzan dikumandangkan, orang jawa sering menyebut waktu dzuhur dengan sebutan bedug dzuhur, dari situlah puasa setengah hari disebut puasa bedug.

Sumber: timesindonesia.co.id
Sumber: timesindonesia.co.id

Nah, apakah boleh puasa setengah hari ini dilaksakan oleh orang yang sudah dewasa?

Jelas jawabannya tidak boleh dan tidak sah, karena hakikatnya puasa dimulai ketika subuh atau terbitnya fajar shodiq sampai maghrib (tenggelamnya matahari).  

Lalu mengapa ada puasa bedug (puasa setengah hari), padahal sudah jelas bahwa puasa setengah hari atau hingga adzan dzuhur itu hukumnya  tidak sah ?

Puasa bedug ini dirancang untuk melatih anak-anak yang masih belum dewasa, dan mengedukasi anak tentang puasa dibulan Ramadhan. Melatih anak agar ketika sudah dewasa tidak kaget saat melaksanakan puasa sehari full. Selain puasa setengah hari ada juga puasa sambung, sambung disini maksudnya ksaat adzan dzuhur buka puasa, ketika sudah jam satu maka dilanjut puasa sampai maghrib.

Sebenarnya anak yang belum baligh belum memiliki kewajiban untuk berpuasa, karena yang mewajibkan seseorang untuk melaksanakan puasa salah satunya baligh.

Dalam kitab matan ghoyah wa at-taqrib karangan Imam Abu syuja' menjelaskan bahwa syarat yang mewajibkan seseorang untuk berpuasa ada empat, yaitu : Islam, Baligh, berakal, mampu untuk berpuasa.

Lalu bagaimana ketika puasa ini dijadikan edukasi untuk anak sebagai pembelajaran mengenai puasa agar kedepannya saat diwajibkan untuk melaksanakan sudah terbiasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun