Mohon tunggu...
Abu Yazid Bustami
Abu Yazid Bustami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Diskusikan hasil bacaan untuk memperluas kebermanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Paradoks Puasa Ramadhan

15 Maret 2024   06:30 Diperbarui: 15 Maret 2024   14:59 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ibnu Qayyim al-Jauziyah(691-751 H), seorang Ulama Tafsir dan Hadits serta Fiqih terkemuka mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”

Dari kalam ulama diatas, dapat direnungkan bahwa puasa seharusnya membangun kedekatan seorang makhluk dengan Sang Khaliq, mencapai ketakwaan, melatih produktifitas, menyehatkan, menyejahterakan, dan membangun solidaritas. Tapi sayang nya masih saja ada yang menyia-nyiakan nya, masih saja disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti bermain judi online, bermain game tidak tau waktu dan yang lebih tragis lagi adalah ketika seseorang berpuasa tetapi meninggalkan shalat fardhunya. Na'udzubillah.

Saat berpuasa seseorang mengurangi jadwal dan jumlah konsumsi asupan makanan dan minuman yang membuat seseorang lebih sehat, perut lebih stabil dan karena adanya proses pencernaan yang membersihkan dan menghancurkan racun-racun di dalah tubuh, sehingga banyak waktu untuk membaca al-Qur'an, berdzikir dan ibadah lainnya serta menebarkan kebaikan.  

Rasulullah SAW bersabda: "Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah Swt dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras".

Akan tetapi nyatanya mayoritas orang yang berbuka malah “balas dendam” dengan mengonsumsi makanan yang berlebihan. Saat puasa tak ubahnya hanya merubah jadwal makan di siang hari menjadi makan di malam hari tidak berkurang sedikitpun bahkan bertambah.

Puasa seharusnya dapat membangkitkan rasa solidaritas. Sebab saat berpuasa dapat merasakan pedihnya lapar dan haus yang diderita oleh orang yang tidak mampu, menghilangkan sifat kikir. Tetapi, sayangnya tuntutan puasa seringkali tidak sesuai dengan pelaksanaannya, karena seringkali semakin penghujung bulan Ramadhan, seseorang malah semakin di sibukkan dengan berburu diskon dan membeli pakaian baru untuk persiapan lebaran dengan meninggalkan keutamaan-keutamaan ibadah dimalam bulan Ramadhan seperti Tarawih dan witir.

Padahal Rasulullah telah mengajarkan bahwa: “Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah Saw lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya” (HR. Muslim).

Maka dari itu, diawal Ramadhan ini alangkah baiknya mengatur kembali perencanaan Ramadhan nya, mengubah mindset yang awalnya Ramadhan hanya agenda tahunan untuk menahan lapar dan haus saja, menjadi Ramadhan yang penuh kenikmatan, keberkahan,  mendapatkan ampunan dari-Nya dengan memperbanyak melakukan keutamaan-keutamaan dibulan Ramadhan seperti, berdzikir, Shalawat, membaca Al-Qur'an, dan shalat-shalat sunnah, serta mengurangi hal-hal yang membuat puasa kita menjadi sia-sia, seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba, mencela dan berdusta, yang akibatnya hanya membuat seseorang mendapatkan lapar dan haus saja.

Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).

Maka dengan itu kita berharap puasa Ramadhan tahun ini adalah puasa terbaik, sehingga nilai puasa terinternalisasi dalam kehidupan dan memberi efek dalam mengubah karakter seseorang serta memberikan keistiqomahan dalam kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun