Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Lika-liku ART Saya, dari ABG hingga Lansia

22 November 2021   16:53 Diperbarui: 26 November 2021   01:58 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi asisten rumah tangga. Sumber: Thinkstock/Choreograph via Kompas.com

Kalau ART yang usianya 14 tahun, itu cuma beberapa hari saja. Saya tidak tega saja anak usia segitu bekerja. 

Nanti saya dituduh mempekerjakan anak-anak. Mengeksploitasi anak. Bisa-bisa saya dijerat UU Perlindungan Anak. Kan berabe. 

Waktu saya masih punya anak satu, saya punya ART. Tinggalnya di Ciawi, Bogor. Masih remaja. Namanya, Amelia. Rambutnya panjang. Orangnya manis. Tapi kerjanya telepon mulu. Katanya sih dari pacarnya.

Sedang menyapu, sambil telepon. Tengah mencuci piring, sambil telepon juga. Ketika menyeterika, sambil telepon juga, sampai mau tidur, masih teleponan juga. Terkadang sampai tengah malam.

Kadang kalau malam Minggu pacarnya beberapa kali datang. Ya, memang tidak di rumah saya sih, tapi di pinggir jalan. Tetap saja menganggu. Saya sendiri belum pernah sekalipun bertatap wajah dengan pacarnya.

Saya sampaikan, terima telepon boleh, tapi lihat waktu. Apalagi yang telepon pacar, bukan orangtua. Itu namanya sama saja dengan mengganggu orang yang sedang bekerja. 

"Bilang dong ke pacarnya, saya lagi kerja gitu, nanti telepon lagi kalau kerjaan udah beres," kata saya. 

Tapi, besoknya begitu lagi, begitu lagi. Syukurlah, dia hanya 6 bulan saja hehehe... Katanya sih dilarang sama pacarnya. Gubrak!

Ada lagi ART yang usianya 20 tahunan. Tingkahnya juga bikin dahi berkerut. Saya sudah sampaikan kalau mandi di kamar mandi belakang saja, jangan di kamar mandi depan yang dekat ruang tamu. 

Eh, tetap mandi di kamar mandi depan. Sudah itu, bukannya pakai baju lengkap di kamar mandi. Ini tidak. Pakai baju tapi bawahnya handukan. Seperti ini di rumahnya saja. 

Saya belikan samphoo, sabun mandi, dan odol yang sama dengan biasa saya pakai, eh dia tidak mau. Mereknya beda, katanya. Ok, tidak masalah. Jadi, saya kasih uang buat beli kebutuhannya, termasuk pembalut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun