Mohon tunggu...
MOH NUR NAWAWI
MOH NUR NAWAWI Mohon Tunggu... Founder Surenesia dan Nawanesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / Hubungi saya di lynk.id/nawawi_Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Banyu Biru

20 Juni 2025   07:48 Diperbarui: 20 Juni 2025   14:34 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilstrasi Banyu biru sosok nelayan tua penjaga laut (sumber: wallpaperflare.com/canva via kompas.com)

Pak Darsi tertawa keras. "Kalau laut bisa bicara, mungkin dia minta kamu pensiun saja. Sudah tua, jangan sok jadi pahlawan."

Usaha Banyu untuk membentuk kelompok masyarakat pengawas sumber daya kelautan dan perikanan dimulai dari kegelisahan yang ia simpan bertahun-tahun. Ia tahu, cemoohan akan datang. Tapi ia tak mengira secepat itu.

Baru dua hari ia menyebar undangan rapat, sudah ramai obrolan di warung kopi Mak Ijah.

"Cepu aparat tuh, hati-hati aja. Jangan-jangan kita dipantau," bisik seorang lelaki kepada kawannya.

"Aku dengar dia pernah kirim surat ke kabupaten, ngelaporin aktivitas kita di Layaran. Dasar pengkhianat!"

Mak Ijah, pemilik warung, hanya bisa menghela napas. Ia tahu siapa Banyu. Ia tahu bagaimana pria itu pernah menyelamatkan anak-anak yang hampir tenggelam saat banjir. Tapi desas-desus lebih cepat daripada kebenaran.

Hari pertemuan pertama tiba. Bale kosong di pinggir pantai itu hanya diisi enam orang: Lestari, guru SD yang prihatin melihat anak-anak menggambar laut tanpa ikan; Danu, pemuda nelayan yang pernah hampir mati tersedak asap bom ikan; Pak Jatmiko, pria setengah buta yang tetap melaut dengan kano kecil; serta tiga pemuda rantau yang pulang karena kota terlalu kejam.

"Laut ini bukan hanya tempat cari makan. Ini rumah," kata Banyu membuka rapat.

"Kita hanya enam orang, Pak," sahut Danu lirih.

"Laut pun mulanya setetes," jawab Banyu tenang. "Tapi lihat, dia bisa menenggelamkan apa pun."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun