Pak Darsi menghilang.
***
Dua malam setelah video itu viral, Banyu pulang dari mushola. Jalan setapak gelap, hanya suara jangkrik dan desir angin. Lalu datang tiga orang, mukanya ditutup. Mereka memukul tanpa banyak bicara. Tendangan ke perut, pukulan ke kepala, dan suara besi mengenai tulang.
Pagi ditemukan oleh Lestari dan Danu. Darahnya menempel di kerikil, matanya lebam, tapi senyumnya masih ada.
"Pak... kita harus bawa ke kota," ujar Lestari menangis.
Tapi Banyu, dengan suara pelan, hanya berkata, "Lanjutkan. Jangan berhenti. Laut ini butuh lebih dari satu Banyu."
***
Setahun berlalu. Peraturan desa resmi diterbitkan, larangan menangkap dengan bom ikan, dan mengoptimalkan zona konservasi. Kelompok pengawas kini berjumlah 24 orang. Danu jadi ketuanya. Mereka punya kapal patroli kecil, radio komunikasi, dan pelatihan berkala.
Lestari mengajar anak-anak tentang laut. Mereka menggambar karang warna-warni. Sekali seminggu, mereka diajak snorkling ke zona konservasi melihat laut hidup kembali.
Banyu kini lebih banyak duduk di bale. Jalannya pincang, tubuhnya melemah, tapi semangatnya tak luntur.
Orang-orang mulai memanggilnya "Senopati Laut."