Mohon tunggu...
Muhammad Natsir
Muhammad Natsir Mohon Tunggu... Aktivis

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sufmi Dasco Ahmad; Komandan Perang Inspiratif Kepunyaan Prabowo Subianto

1 Februari 2025   09:19 Diperbarui: 1 Februari 2025   09:19 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.(DOK. DPR RI)

DALAM setiap kekuasaan politik mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda. Selalu ada orang-orang yang di andalkan dalam medan perang.

Dulu dalam sejarah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, pada masa Khalifah Abu Bakar, Muawiyah diangkat sebagai salah satu komandan militer Islam.

Semasa menjadi komandan militer, berbagai peperangan ia lewati dan berhasil menguasai Palestina, Suriah, hingga Mesir dari kekuasaan Romawi Timur.

Karena kecakapan memimpin pasukan tidak sedikit posisi strategis yang ia pegang. Baginya keselamatan dan keberlangsungan kepemimpinan Abu Bakar adalah tanggung jawabnya.

Ekspansi demi ekspansi terus dilakukan secara gerilya menerobos tembok-tembok kekuasaan musuh.

Dalam kekuasaan politik modern juga demikian. Pasti ada figur yang di jagokan dan di andalkan. Sufmi Dasco Ahmad tidak berlebihan dilabeli sebagai komandan perang yang menginspirasi banyak pihak, terutama kaum muda.

Tugas dan peran yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto di jalankann secara serius dan penuh tanggung jawab.

Rektor Universitas Kebangsaan Republik Indonesia yang notabene kampus yang didirikan oleh Presiden Prabowo ini, adalah sosok yang loyal dan setia menemani partai Gerindra hingga mengantarkan Prabowo Subianto sebagai presiden.

Di DPR RI, Prof Sufmi Dasco Ahmad ini menjadi tameng yang selalu totalitas menjaga keberlangsungan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Totalitas melakukan konsolidasi di parlemen. Baginya, parlemen harus menjadi mitra yang selaras dengan pemerintah, sehingga ikhtiar pemerintah berjalan efektif dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan.

Delapan asta cita Presiden Prabowo Subianto memerlukan sinergitas dan dukungan antar lembaga negara. Inilah yang hemat saya membuat Dasco cukup agresif merespon dengan wujud langkah kongkretnya.

Bahkan memastikan semua kebijakan pemerintahan ini menyentuh hingga segenap masyarakat Indonesia di seluruh Nusantara. Hal ini sesuai dengan komitmen dan semangat Presiden Prabowo yang memperjuangkan hajat hidup masyarakat Indonesia dan bangsa.

Dalam setiap kesempatan, ia selalu tampil mendukung penuh tanpa mencoba mengambil sorotan lebih dari yang diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa bagi Dasco, perjuangan politik adalah soal kontribusi nyata, bukan sekadar pencitraan.

Dalam peristiwa penembakan yang menewaskan 1 orang pekerja migran Indonesia, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahhmad ini merespon cepat dengan mengecam keras atas insiden penembakan yang dilakukan otoritas maritim Malaysia.

Dasco merupakan sosok di balik layar atas keberhasilan Prabowo membangun citra sebagai pemimpin yang tegas dan visioner. Viisi Prabowo untuk membawa perubahan positif bagi bangsa memerlukan kerja keras dan kemampuan yang memadai.

Tentu ada banyak yang di beri tugas dan peran oleh bapak Prabowo Subianto namun dalam hal tertentu. Sufmi Dasco Ahmad menjadi pusat titik koordinasi sesuai dengan posisi strategisnya sebagai ketua harian partai Gerindra.

Sehingga peran-peran besar dan strategis yang di komandainya merupakan representasi langsung presiden Prabowo Subianto.

Saya mendengar di banyak tempat, Prof. Dasco ini merupakan Senopati partai Gerindra dan presiden Prabowo. Saya menyebutnya sebagai komandan perang inspiratif kepunyaan presiden Prabowo Subianto.

Potret ini makin meyakinkan banyak pihak, setiap acara di luar partai Gerindra, tidak sedikit tokoh-tokoh politik dan cendekiawan dari berbagai latar belakang ormas dan keyakinan yang hadir ketika komandan Dasco ini datang.

Setelah berhasil mengantarkan Prabowo Subianto jadi presiden. Pada hemat saya, selangkah lagi presiden Prabowo Subianto akan menjadi pemimpin asean. Menjadi macan di dunia internasional. Ini memerlukan kerja keras elit Gerindra seperti halnya Prof. Dasco.

*Sistem Komando Menghilangkan Mazhab Gerbong*

Seperti pribahasa, 'Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang pula angin yang menerpa.'

Saat ini partai Gerindra merupakan partai pemenang pemilu. Tentu saja ada sejumlah ujian dan adu domba yang akan di hadapi. Bahkan pintu masuk adu domba sudah pasti melalui elit partai.

Hal ini terbukti ada beberapa pihak yang berupaya mengadu domba internal partai Gerindra. Dengan menyebut di partai besutan presiden Prabowo Subianto seolah mempunyai faksi atau gerbong di tingkat elit. Tapi bagi elit Gerindra ini hanya halusinasi semata.

Mereka yang melabeli diri sebagai pengamat semata-mata ngalor ngidul seolah itu benar adanya. Mereka sesungguhnya tidak paham bagaimana partai Gerindra mengelola sumber daya manusianya.

Sejauh yang saya pahami partai besutan presiden Prabowo ini merupakan partai yang mengedepankan sistem komando. Dalam terminologi Islam di kenal dengan imamah, pemimpin yang memiliki keputusan tertinggi dalam semua hal.

Sistem komando berpusat pada pimpinan pusat yaitu ketua umum sebagai pemegang kendali yang memiliki keputusan tertinggi. Di partai Gerindra presiden Prabowo adalah pucuk komando, Dasco sebagai ketua harian adalah di bawah langsung Prabowo Subianto.

Jadi berdasarkan sistem ini, maka apapun sikap dan tindakan strategis orang-orang yang merepresentasikan Gerindra, tentu berdasarkan tugas dan peran masing-masing yang di berikan.

Tidak hanya demikian, muaranya adalah sistem koordinasi di partai Gerindra cukup sistematis. Sehingga istilah ada faksi dan gerbong itu jauh dari kenyataan, itu halusinasi. Itu syarat dan berdimensi adu domba.

Presiden Prabowo Subianto merupakan mantan petinggi militer yang sudah khatam memahami tupoksi dalam memberi tugas dan wewenang kepada bawahannya masing-masing yang merupakan orang-orang kepercayaannya.

Maka tidak mengherankan, jarang kita jumpai pernyataan elit Gerindra di media yang blunder. Itu hampir tidak ada. Karena sistem koordinasi di partai ini tidak sama dengan partai lain yang hampir punya mazhab faksi dan mazhab gerbong.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun