7. Aksiologi Hermeneutik: Nilai, Empati, dan Makna Moral
Hermeneutika Dilthey tidak berhenti pada pengetahuan (epistemologi) atau realitas (ontologi), tetapi juga menembus wilayah aksiologi yakni nilai dan makna moral dalam pengetahuan manusia.
a. Akuntansi dan Nilai Kehidupan (Lebenswert)
Nilai bagi Dilthey bukanlah sesuatu di luar ilmu, melainkan inti kehidupan itu sendiri. Dalam konteks akuntansi, setiap praktik mencerminkan nilai tertentu:
Kapitalisme menonjolkan efisiensi dan laba.
Akuntansi sosial menonjolkan tanggung jawab dan keadilan.
Akuntansi religius menonjolkan moralitas dan keseimbangan spiritual.
Dengan demikian, angka tidak pernah netral. Ia membawa suara moral masyarakat yang melahirkannya.
b. Empati (Einfhlung) sebagai Etika Pemahaman
Bagi Dilthey, memahami berarti menghidupkan kembali pengalaman orang lain melalui empati. Dalam akuntansi, empati menjadi dasar moral dalam proses pencatatan, pelaporan, maupun audit.
Akuntan yang berempati tidak hanya melihat angka, tetapi melihat manusia di balik angka. Auditor yang berempati tidak hanya memeriksa kepatuhan, tetapi memahami tekanan moral dan psikologis pelaku ekonomi.