Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Geopolitics Enthusiast

Learn to live, live to learn.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Pendiri ChatGPT Mulai Anggap Serius Teori Internet Mati: Antara Konspirasi, Realitas, dan Ironi Sam Altman

18 September 2025   13:45 Diperbarui: 18 September 2025   13:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (generated by Gemini AI)

Beberapa hari lalu, Sam Altman---sosok yang dikenal luas sebagai otak di balik ChatGPT---mendadak menyinggung sebuah teori yang sebelumnya dianggap tak lebih dari konspirasi pinggiran: Dead Internet Theory atau Teori Internet Mati. Dalam unggahannya di X (dulu Twitter), Altman menulis, "I never took the dead internet theory that seriously, but it seems like there are really a lot of LLM-run twitter accounts now."

Secara sederhana, kalimat itu berarti: ia dulu tidak pernah benar-benar menganggap teori ini serius. Namun kini, dengan banyaknya akun Twitter yang dijalankan oleh Large Language Models (LLM), ia mulai melihat bahwa fenomena ini tidak bisa lagi diremehkan. Ironisnya, teknologi LLM yang dimaksud tak lain adalah produk yang ia sendiri ikut populerkan melalui OpenAI.

Pernyataan singkat ini langsung menyalakan perdebatan. Publik bereaksi dengan sinis: apakah ini bentuk pengakuan tak langsung bahwa internet benar-benar sedang "sekarat", terbenam oleh banjir konten artifisial buatan mesin? Atau sekadar refleksi pribadi dari seorang pionir teknologi yang kini melihat ciptaannya mulai melampaui kendali?

Apa Itu Dead Internet Theory?

Sebelum masuk ke ironi Altman, mari kita pahami dulu apa itu Dead Internet Theory.

Teori ini berangkat dari anggapan bahwa sebagian besar konten di internet hari ini bukan lagi karya manusia, melainkan buatan bot otomatis, algoritma, atau sistem AI. Diskusi asli yang dulu menghidupkan forum, blog, dan media sosial perlahan "mati", digantikan oleh interaksi sintetis.

Dalam versi ekstrem, para penganut teori ini percaya ada kekuatan besar---korporasi, pemerintah, atau gabungan keduanya---yang sengaja membanjiri internet dengan konten palsu untuk mengendalikan opini publik. Dalam versi lebih ringan, ini hanyalah konsekuensi dari logika kapitalisme digital: semakin banyak konten berarti semakin banyak klik, semakin banyak klik berarti semakin banyak iklan, dan untuk itu mesin jauh lebih efisien daripada manusia.

Data memang mendukung sebagian klaim tersebut. Laporan Imperva Bad Bot Report misalnya, menyebut hampir setengah dari trafik internet global berasal dari bot, bukan manusia. Sementara itu, perkembangan AI generatif membuat produksi artikel, gambar, video, bahkan komentar menjadi lebih cepat, murah, dan nyaris tanpa batas. Jika dulu spam identik dengan iklan pinjaman online atau link mencurigakan, kini spam bisa berupa esai panjang yang tampak rapi, namun kosong makna.

Ironi Sam Altman

Di sinilah letak ironi Altman. Ia adalah orang yang mendorong lahirnya ChatGPT, salah satu pionir LLM yang membuka mata dunia akan potensi luar biasa AI dalam menghasilkan bahasa alami. Namun, justru ia pula yang kini mengakui bahwa teori internet mati mulai terlihat masuk akal.

Publik pun bereaksi dengan sindiran. "Bukankah ini seperti orang yang menyalakan api lalu terkejut ketika rumah terbakar?" begitu kira-kira nada komentar warganet. Kritik lain datang dari mereka yang menilai Altman seolah lepas tangan dari dampak sosial ciptaannya: teknologi didorong habis-habisan ke pasar, lalu ketika konsekuensi negatif muncul, barulah ada refleksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun