Mohon tunggu...
Muhammad Ammar Faishal Dzaky
Muhammad Ammar Faishal Dzaky Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Saya merupakan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Hukum Keluarga Islam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berteman dengan Harapan

9 Februari 2024   14:39 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:47 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Ditengah perjalanan aku tak berhenti berdoa menangis sambil berdoa dengan lirih Sarah pun juga begitu."ya Allah selamatkanlah Aisyah saudariku."ternyata bapak itu mendengar juga"aamiin, doamu pasti dikabulkan dik, karena doamu sangatlah tulus". Aku tersenyum sambil mengamini kembali.

                Ditengah perjalanan menuju rumah sakit aku mencoba untuk mengajak Sarah berbicara tapi kenapa rasanya agak kelu, dia sedang menangis pilu, kucoba untuk memulai percakapan yang agak canggung "eh, e Sarah tadi kalian berdua itu ya, eh anu" aku bingung mau ngomong apa malah sedangkan dia mencoba mencerna ucapanku, aku bilang tidak jadi.

 Sampai dirumah sakit Aisyah langsung ditangani oleh dokter. Aku teringat belum mengabari Abi. setelah ku kabari Abi datang menit kemudian. dia langsung memelukku sambil berkata bahwa Aisyah pasti akan selamat. tapi aku masih tidak bisa menghilangkan ke khawatiranku. Kulihat wajah Abi pun seperti menyembunyikan ketakutannya. Aku tau kalau sebenarnya dia sama takutnya denganku.

                Satu jam menunggu, dokter akhirnya mengabari kalau Aisyah selamat."tapi sepertinya dia mengalami koma. kita berdoa saja supaya dia cepat sadar"tambahnya. Aku bersyukur setidaknya Aisyah masih selamat. Sarah yang juga tau kalau Aisyah sudah sadar juga bersyukur dia langsung berpamitan padaku dan Abi, Abi menawarkan untuk diantar pulang tapi Sarah menolak Abi tetap memaksa akhirnya dia mau juga.

                Malamnya aku tak bisa tenang di dalam kamar. Sebelumnya aku memaksa untuk menemani Aisyah namun Abi menolak dengan alasan besok aku harus sekolah.

                Keesokan harinya dipikiranku hanya Aisyah, semua kawan kawan yang mendengar mengucapkan kalimat iba yang ,membuat moodku semakin buruk aku tidak menggubris kalimat iba mereka dan aku menolak berbicara pada siapapun bahkan kawan kawanku kecuali pada sarah entah aku merasa sarah adaalah orang yang paling penting buat Aisyah makanya tetap aku tanggapi.

                Sampai bel pulang, untuk pertama kalinya aku langsung pulang, tepatnya ke rumah sakit. berharap kalau Aisyah sudah siuman.Tapi aku kecewa Aisyah belum sadar. Aku menungguinya sampai malam. Baiklah kalau memang harus menginap aku akan membawa pakaian dan buku pelajaran disini dan tak akan pulang kalau Aisyah belum sadar.

                Awalnya Abi menolak. tapi aku memaksa. akhirnya Abi luluh dia menitipkan Hasan padaku karena Abi juga super sibuk ditambah dengan kondisi Aisyah yang membuat Abi sedikit pucat, aku tidak mau merepotkan Abi lebih banyak lagi.

                                                                *********************************

Aisyah povv...

                Pusing. itu pertama kali yg aku rasakan setelah bangun dari tidurku. Setelah itu pandanganku menjadi buram. Ketika makin lama makin jelas aku baru menyadari kalau aku di Rumah Sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun