Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Pujian Berubah Menjadi Bencana dan Berdampak Negatif

5 Juli 2021   11:52 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:03 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak selamanya kita membutuhkan pujian | Ilustrasi oleh Carlos Pereyra via Pixabay

Kritik inilah yang kemudian mendorong kita untuk mencintai tantangan, sebagaimana hidup menuntut kita untuk mencintai tantangan. Dan Anda tahu mengapa? Karena orang lain adalah cermin terampuh untuk merefleksikan diri sendiri.

Pada akhirnya, persepsi bahwa pujian itu baik dan kritik itu buruk perlu dipikirkan kembali secara serius. Dalam konteks khusus, pujian dapat menghambat daripada membantu perkembangan dan pembelajaran jika diberikan tidak sesuai dosis.

Sebaliknya, kritik yang dilontarkan secara hati-hati dan bijaksana bisa menjadi kunci pemberdayaan.

Maka, berhentilah untuk mengejar pujian dan jadikan pujian sebagai efek samping atas semua jerih payah kita. Dengan begitulah kita tidak bergantung terhadapnya, dan malah pujian itu sendiri yang terus berlari mengejar kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun