Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Pujian Berubah Menjadi Bencana dan Berdampak Negatif

5 Juli 2021   11:52 Diperbarui: 7 Juli 2021   22:03 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak selamanya kita membutuhkan pujian | Ilustrasi oleh Carlos Pereyra via Pixabay

Anak-anak bisa khawatir tentang mempertahankan standar yang tinggi (berdasarkan pengalaman pribadi). Jadi saran saya, pujilah mereka untuk hal-hal yang dapat mereka kendalikan, bukan karena dikaruniai kemampuan khusus.

Mereka mungkin saja mendapatkan pesan bahwa kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang hanya dimilikinya dan tidak dimiliki oleh orang lain. Ini membuat mereka merasa tidak berdaya ketika melakukan kesalahan, tidak peduli seremeh apa pun kekeliruan itu.

Apa gunanya mencoba memperbaiki jika kesalahanku membuktikan bahwa aku kurang pintar?

Atas alasan ini, lebih baik kita menghindari memuji kemampuan anak-anak. Sebaliknya, kita dapat memuji mereka tentang hal-hal yang dapat mereka kendalikan dengan jelas, seperti tingkat upaya mereka atau strategi yang mereka terapkan.

Tetapkan standar pujian

Agar pujian yang kita lontarkan berharga mahal, kita mesti menetapkan standar tertentu sebagai syarat utama terhadap pujian kita. Jadi ketika objek tidak memenuhi standar tersebut, kita tidak perlu memujinya. Kita tetap dapat tersenyum tanpa kata-kata manis yang menggoda.

Sebaiknya Anda tidak memuji seseorang atas apa yang memang seharusnya bisa dia lakukan. Contohnya Anda memuji putri Anda setelah dia mengambil barang di atas meja. Ini membuat pujian Anda akan terlalu sering dilemparkan, dan lambat laun, pujian itu tidak lagi berharga.

Lemparan senyum dan ucapan terima kasih saya kira sudah lebih dari cukup.

Di samping itu, kita dapat memuji seseorang ketika dia melakukan sesuatu yang sangat sulit. 

Misalnya saat putra/putri Anda berbagi mainan dan menunjukkan kesabaran. Pikirannya akan menangkap perilaku tersebut sebagai sebuah kebaikan, dan dia pun terdorong untuk berbuat serupa di waktu kemudian.

Tidak selamanya kita membutuhkan pujian

Benar, terkadang kita membutuhkan kritik. Meskipun awalnya akan terasa menjengkelkan, lambat laun kita akan mengerti bahwa merekalah yang benar-benar peduli pada kita. Ya, kritik adalah suatu bentuk kepedulian yang dibenci oleh banyak orang.

Jika mereka tidak peduli, mustahil mereka memberikan kritik. Karena mengkritik itu butuh pendekatan yang tidak main-main, dan tidak sembarang orang rela melakukannya. Seseorang terbukti membenci Anda saat dia memaki-maki, bukan mengkritik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun