Aku terjebak dalam kebisuan, Mencari kata yang terselip di antara ruang dan rasa.
Ini adalah teluk rahasia, Telah lama berlabuh di pelabuhan dadaku.
Kini, angin telah mengubah arah, Dan aku harus melepasnya...
Perasaan ini datang seperti musim yang telah berganti, Bersemi lama sebelum aku menyadari namanya.
Kala itu, langitmu telah dihiasi bintang lain. Kini pun,jika senjamu masih berbagi cahaya...(Aku hanya ingin kau tahu, ada pelangi dalam dadaku).
Semua berawal dari debar-debar yang geram, Gemuruh yang mengganggu kedamaian hatiku.
Maka, izinkan aku memahami orbitmu, Memetakan konstelasi dalam senyummu.
Aku sendiri masih meraba makna... Samudra ini begitu dalam,namun asing.
Maafkanlah, untuk semua badai yang sempat kita lewati, Untuk kata-kata yang pernah membeku menjadi es.
Aku tersesat dalam momen itu, Api itu telah padam,tinggal abunya yang berlayar.
Kembali pada sunyi yang ingin kuucapkan...., Wajahku memerah,jemariku gemetar.