Mohon tunggu...
Mudjilestari
Mudjilestari Mohon Tunggu... Freelancer - Author motivator and mompreneur

Author, motivator, and mompreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekar Langit

10 Agustus 2022   09:36 Diperbarui: 10 Agustus 2022   09:42 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Benar, meski awalnya Nawangwulan sempat marah kepada Jaka tarub, karena mengetahui selama ini  selendangnya untuk kembali ke khayangan diambil oleh Jaka Tarub saat dia sedang mandi di sungai, hingga akhirnya dia kembali ke khayangan. Namun, karena rasa cinta yang sudah tertanam membuat Nawangwulan akhirnya kembali turun ke bumi untuk menjalani hidup sebagai manusia bersama Jaka Tarub. Mereka pun bahagia sampai akhir hayat."

Sekar hanya manggut-manggut sambil merendam kakinya di arus air yang menggelitik.

"Apakah orang percaya dongeng itu nyata?" tanya Sekar.

"Nggak ada yang tahu kebenarannya secara hakiki, tapi sebagian besar masyarakat sini percaya legenda itu benar ada," jawab Danar.

"It's sound stupid," gumam Sekar. Dalam hati, gadis yang lama tinggal di Belanda itu merasa bodoh jika harus mempercayai mitos tersebut. Meski kedua orang tuanya berasal dari Jawa, tapi pekerjaan ayahnya sebagai diplomat dan tinggal di Leidenburg, membuat Sekar nyaris tak mengenal cerita rakyat dari negaranya sendiri.

"Hati-hati! Jangan bicara sembarangan!" ujar Danar menasihati.

"What ...? Dan kamu juga percaya mitos bodoh yang mengatakan kalo kita bicara sembarangan akan ketiban sial?" tukas Sekar sambil membelalakkan mata. Danar hanya mengedikkan bahu sambil mengangkat telapak tangannya.

"Kamu tunggu di sini bentar, ya," pinta Danar. Sekar yang tengah memainkan kakinya di air terjun menatap Danar.

"Mau ke mana?"

"Cari makanan," jawab Danar menjauh.

"Jangan lama-lama!" seru Sekar setengah berteriak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun