Rasa penasaran dan bingung membuatnya berusaha bangkit dari pembaringan. Rasa sakit di kepalanya juga perlahan mereda. Kini gadis bertubuh mungil itu sudah berdiri di samping kasur. Tangannya meraba meja kayu dengan ukiran bunga mawar.
"Selamat datang, Sekar."
Sekar menoleh kebelakang. Seorang laki-laki berpakaian putih dengan rompi coklat keemasan  tersenyum menyapanya.
"Ini kamarmu sekarang, kamu suka?" Laki-laki itu berjalan mendekati Sekar.
"Kamu akan tinggal di sini, Sekar!"
"Maksudnya?" tanya Sekar masih belum mengerti.
"Mulai hari ini kamu akan tinggal di sini dan menjadi permaisuriku," ujar laki-laki itu menjelaskan. Laki-laki berwajah putih pucat itu mendekat pada Sekar, memangkas jarak di antara mereka.  Sekar yang masih belum sepenuhnya sadar menggeser tubuhnya menjauh, keningnya berkerut  tanda berpikir keras.
"Si ... siapa kamu?" tanya Sekar gagap, tubuhnya menggigil menyadari adanya bahaya.
"Aku Pangeran Langit," tegas laki-laki itu sambil tersenyum.
"Lalu di mana aku?" tanya Sekar gemetar.
"Jangan takut, Sekar. Sudah lama aku menunggu saat ini. Sejak lama aku jatuh cinta dan menginginkanmu menjadi permaisuriku. Akhirnya Sang Penguasa Jagad mengabulkan permintaanku. Dia mengirimmu padaku." Laki-laki berwajah pucat yang menyebut dirinya Pangeran itu tersenyum sambil meraih tangan Sekar.