Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #081] Pelangi di Mata Bening

16 November 2021   06:17 Diperbarui: 16 November 2021   08:43 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berta menoleh ke belakang, ke wajah Poltak yang masih memeluk pinggangnya. Senyum manis mengembang di bibirnya. 

Poltak terpana. Dia melihat pendar warna-warni indah di sepasang bola mata bening Berta. Warna-warni kesukaannya. Sepasang pelangi ada di sana.

Itu semua terjadi dalam tiga tarikan nafas saja. "Ayo, lari. Kita berteduh di dangau itu saja." Poltak melepas cepat peluknya dari pinggang Berta. Lalu memandunya ke arah dangau miliknya di tengah sawah.

"Naiklah, boru ni rajaku" Poltak bergurau, menyilahkan paribannya lebih dulu naik ke dangau. Rintik hujan semakin rapat.

Tepat saat keduanya sudah duduk di atas dangau, hujan lebat terbawa angin kencang tumpah dari langit. Dangau bambu beratap ilalang itu kadang bergoyang ditiup angin. Tapicmereka aman di situ.

"Ini tak lama. Angin mengantar hujan dari Simanuk-manuk ke Binanga," ramal Poltak. 

"Macam datu ramal saja kau, Poltak." Berta tertawa geli. Poltak juga.

Tapi Poltak tak sembarang bicara. Itu berdasar pengalaman. Hujan yang disertai tiupan angin kencang, biasanya sangat lebat, tapi tak lama. 

"Dangau ini markasku saat perang pamuro." Poltak membuka cerita kebiasaannya bersama Binsar dan Bistok saat mamuro, menjaga padi dari serangan hama gelatik "Sebelah barat itu dangau Si Binsar. Di utara sana punya Bistok," lanjutnya.

"Perang pamuro?" Berta memicingkan mata.

"Iya. Aku mengusir gerombolan gelatik dari sawahku ke sawah Binsar. Binsar mengusirnya ke sawah Bistok. Bistok mengusir balik ke sini. Begitu terus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun