Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #064] Kejar Puyuh Kau Menang

5 Juli 2021   17:05 Diperbarui: 5 Juli 2021   21:54 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/ist. dokumen)

"Kita latihan nanti.  Biar kecepatan larimu melebihi angin!" Poltak meyakinkan Binsar.

Mengejar puyuh terbang.  Itulah latihan lari alami yang terpikirkan oleh Poltak.  Setiap hari selama seminggu, sepulang sekolah, tiga sekawan itu berburu puyuh di padang Holbung, sambil menggembalakan kerbau.

Pada hari pertama dan kedua latihan, Binsar tak berhasil mengejar seekor pun burung puyuh.   Barulah pada hari ketiga, keempat, dan kelima dia berhasil mengejar dan menangkap seeekor.  Pada hari keenam dan ketujuh, Binsar berhasil mengejar dan menangkap dua ekor.

Tinggal seminggu sebelum 17 Agustus 1971. Seleksi akhir pelari seratus meter diadakan. Pilihannya hanya satu dari tiga orang. Binsar, Janter, atau Marisi.

"Siaaap!" Guru Paruhum memberi aba-aba. Binsar, Janter, dan Marisi bersiap di garis start. "Satu! Dua! Ti ... Janter! Belum! Balik kau!" Guru Paruhum menegur Janter yang sudah melesat sebelum hitungan ketiga.  

"Ya, siaap!  Satu! Dua! Ti ... oi, Marisi!  Belum! Balik!" Giliran Marisi yang mencuri start.

"Huu ...!" Murid-murid kelas empat menyoraki Janter dan Marisi.  Kebetulan sedang pelajaran olah raga untuk kelas empat.  Jadi mereka bisa menonton seleksi dan menyemangati Binsar.

"Binsar! Binsar! Binsar!"  Murid-murid kelas empat meneriakkan yel-yel menyemangati Binsar.  Poltak tampil sebagai dirigen.

"Siap!"  Guru Paruhum kembali memberi aba-aba. "Satu. Dua. Tiga!"

Binsar, Janter, dan Marisi melesat seperti pelor lepas dari ujung laras senapan.  "Binsar! Binsar! Binsar!"  Yel-yel penyemangat bergema.

Ketiga anak itu berlari seperti angin.  Tidak ada yang kalah.  Ketiganya menyentuh tali di garis finish secara bersamaan.  Tidak ada pemenang. Harus diulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun