Mohon tunggu...
Melli Apriani
Melli Apriani Mohon Tunggu... mahasiswa -

percayalah dengan kemampuan sendiri, itu menjadi modal untuk mencapai keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi yang Nyata

9 Januari 2016   15:01 Diperbarui: 9 Januari 2016   15:13 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Sejujurnya, kita sudah punya perencanaan masing-masing kedepannya nanti…

Sejak awal lala sudah memutuskan untuk tidak kuliah dan memilih bekerja sebagai SPG di mall,. Libi sudah dipersiapkan ayahnya untuk kuliah di bidang akuntansi atau management.

 

Yang berbeda adalah aku dan sifa, kami berdua suka bermimpi dan memiliki harapan yang tinggi meskipun realitanya sangat sulit untuk bisa diwujudkan. Sifa adalah anak seorang marbot mesjid berharap bisa jadi ustadzah terkenal.

 


Dan aku adalah anak seorang supir taksi, aku hanya berharap bisa membahagiakan kedua orang tuaku dengan cita-citaku, impianku, perjuanganku. Aku bertekad akan menikah nanti apabila kedua orang tuaku sudah memiliki rumah sendiri dan hidup sejahtera di masa tua mereka, aku belum tenang bila masa tua kedua orang tuaku masih belum jelas.

 

 Impianku hanyalah menginginkan diriku bisa menjadi orang hebat di masa mendatang, menjadi sukses dan orang terpandang, aku ingin menaikkan derajat mama dan bapak yang selama ini sering dianggap remeh dan dipandang sebelah mata oleh orang-orang karena kami miskin dan tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Aku yang sangat mereka harapkan untuk dapat menghilangkan kemiskinan keluarga kami, aku harus sukses, HARUS !

 

Naik ke kelas 9, inilah masa-masa dimulainya semua kerumitan yang membuatku mudah jatuh dan sulit bangun. Masa-masa dimana aku merasakan patah hati karena cinta dan membuat studiku sedikit terganggu kala itu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun