Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Seorang Ibu yang Merekam Adegan Mesranya bersama Sang Pacar, Ketika Remaja Dulu

12 Februari 2018   15:28 Diperbarui: 12 Februari 2018   15:33 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar dari bbc.co.uk)

Di sebuah stasiun TV lokal ada acara talk show yang cukup digemari. Talk Show ini ditanyangkan menjelang tengah malam karena selalu membahas topik hangat yang berkaitan dengan orang dewasa dan orang tua, terutama tentang psikologi, kesehatan, parenting dan seks.

Pada episode malam hari itu yang menjadi bintang tamu adalah seorang ibu rumah tangga. Meski hanya seorang ibu rumah tangga ternyata episode kali ini sudah ditunggu-tunggu oleh penonton setia acara talk show itu. Episode yang ditayangkan malam itu sudah sering diiklan di berbagai acara TV lokal tersebut bahkan satu minggu sebelum acara itu ditayangkan. Pada episode malam itu, sang bintang tamu --seperti diiklankan sebelumnya- akan menceritakan pengalamannya saat sering merekam adegan mesra bersama sang pacar, ketika masih remaja dulu.

Setelah berbasa-basi membuka acara, tema apa yang akan dibahas malam itu, sang pembawa acara langsung memanggil sang bintang tamu. Rupanya sang bintang tamu sudah duduk di dalam sebuah booth yang sudah disediakan di atas panggung acara talk show. Dinding booth tersebut dibuat dari kaca buram, hanya mendapat cahaya dari belakang. Sehingga wajah sang bintang tamu tidak nampak sama sekali, hanya kelihatan dalam bentuk silhouette. Selain itu, suara sang bintang tamu pun 'dibelokkan' oleh bagian audio mixing, sehingga penonton tidak akan mengenali siapa bintang tamu tersebut. Untuk menambah kerahasiaan identitas sang bintang tamu, namanya pun juga disamarkan. Sebut saja namanya dengan Bunga.

"Selamat malam, Ibu Bunga."

"Selamat malam juga, Mas Johan."

"Selamat datang di acara Caf Johan."

"Ma kasih, Mas Johan."

"Sesuai dengan tema kita malam ini yaitu 'Seks di Kalangan Remaja', kami yang ada di studio dan penonton yang ada di rumah ingin mendengar pengalaman ibu ketika melakukan hubungan intimsaat masih remaja. Bisa diceritakan."

"Baik, Mas.Ehm, ... Saat itu saya masih SMA. Kejadiannya bermula ketika saya dan teman-teman mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusan kami di villa orang tua pacar saya. Ketika selesai pesta dan teman-teman sudah bubar, pacar saya meminta untuk tetap tinggal. Pulang belakangan. Nah, pada saat itulah pacar saya mengajak hubungan."

"Ibu langsung menerima ajakan itu?"

"Awalnya saya nggak mau, Mas. Takut ketahuan, takut hamil. Tapi, pacar saya terus mendesak dan merayu saya. Dia yakinkan sayakalo nggak akan ketahuan dan nggak akan hamil. Akhirnya saya pun menyerah dan terjadilah hubungan itu. Selesai berhubungan saya menangis, tapi pacar saya terus menghibur dan menenangkan saya. Dia bilang ke saya supaya nggak usah khawatir, semua akan baik-baik aja. Semenjak itu pacar saya emang lebih perhatian sama saya."

"Ibu menyesal?"

"Kalo menyesal sih, nggak. Cuma sedikit khawatir aja. Ketika bulan berikutnya saya datang bulan, saya lega sekali.Tapi, setelah tahu nggak hamil, justru saya yang kepingin mengulanginya. Kadang justru saya yang ngajak pacar untuk berhubungan. Akhirnya kami pun makin sering berhubungan. Saya pun makin enjoy melakukannya. Saya udah ketagihan."

"Seberapa sering Ibu melakukan hubungan itu?"

"Nggak mesti, Mas. Tapi, kalo dirata-rata mungkin seminggu sekali. Biasanya kami melakukannya di akhir pekan, Sabtu atau Minggu. Kadang di villa pacar, kadang di losmen, di tempat kost teman atau di luar."

"Maksudnya di luar, Bu?"

"Ya, di tempat terbuka. Kami pergi jauh ke luar kota, cari tempat yang sepi, kadang di hutan atau di pinggir kali. Cari suasana baru, biar nggak bosen. Sekalian mau mraktekin yang ada di BF-BF itu."

"Ibu juga sering nonton BF?"

"Ehm, ... cukup sering, Mas. Awalnya sembunyi-sembunyi. Kemudian nonton bareng sama temen-temen cewek. Kalo kita mau berhubungan, biasanya kita nonton BF dulu, kemudian kita praktekin apa yang ada di BF itu. Kadang kami juga merekamnya, pake kamera HP. Sekedar untuk senang-senang aja."

"Siapa yang merekam? Pacar atau orang lain?"

"Pacar, Mas."

"Nggak takut disalahgunakan, Bu?"

"Waktu itu, nggak, Mas. Saya percaya sama pacar."

"Lalu, sampai kapan hal itu berlangsung?"

"Kurang lebih satu tahun, Mas. Kemudian saya putuskan untuk berhenti melakukannya."

"Kenapa?"

"Ada temen, yang saya tahu dia juga suka melakukan hal itu dengan pacarnya, dia cerita ke saya kalo dia hamil. Pacarnya mengelak untuk bertanggung jawab, alasannya bukan hanya pacarnya aja yang berhubungan dengan temen saya itu."

"Apa reaksi pacar Ibu, ketika Ibu nggak mau lagi berhubungan?"

"Dia langsung marah-marah, menuduh saya nggak cinta lagi sama dia dan mengancam akan menyebarkan video mesra kami di internet. Tapi, saya udah tekad bulat nggak mau lagi. Akhirnya dia putuskan hubungan kami dan betul-betul melaksanakan ancamannya, menyebarkan video mesra kami di internet."

"Orang tua tahu?"

"Jaman sekarang, hal-hal begitu gampang menyebar, Mas. Tentu saja akhirnya orang tua saya tahu."

"Apa reaksi orang tua dan keluarga Ibu?"

"Tentu saja mereka marah besar, terutama papa. Mama sampai pingsan karena shock melihat video itu. Oom dan tante juga ikut memandang sinis ke saya. Seolah saya ini sampah dalam keluarga. Prestasi akademik saya yang mereka banggakan selama ini nggak ada artinya lagi. Akhirnya mereka mengungsikan saya ke rumah nenek. Papa dan mama pun menutup diri dan menjauh dari pergaulan sampai masalahnya mereda."

"Gimana dengan kuliah Ibu?"

"Saat itu saya baru semester satu. Jadi papa putuskan saya berhenti kuliah dulu. Tahun berikutnya baru saya ikut test lagi."

"Selama mengungsi di rumah nenek, apa yang terjadi di sana?"

"Gak terjadi apa-apa, Mas. Di sana saya banyak merenungi kesalahan dan kebodohan saya. Saya baru merasakan betapa sakitnya hati papa dan mama melihat kelakuan saya. Saya merasa berdosa kepada papa dan mama yang telah mengurus dan membesarkan saya dengan susah payah. Saya mulai hidup baru di rumah nenek."

"Gimana dengan pacar Ibu?"

"Nggak tau, Mas. Saya udah nggak mikirin dia lagi. Saya merasa bersyukur berpisah dengannya."

"Kemudian saat memutuskan menikah dengan suami Ibu yang sekarang, apakah dia tahu masa lalu Ibu, maksud saya --maaf- ketika Ibu sering berhubungan mesra dengan pacar Ibu yang lalu, bahkan merekamnya?"

"Saya nggak pernah cerita. Tapi, mungkin saja dia tahu tapi nggak mau mempermasalahkannya, karena cari cewek yang masih perawan jaman sekarang itu susah, Mas. Bisa jadi dulu dia juga sering melakukan hal itu dengan pacarnya, saya nggak tau danjuga nggak mau tau."

"Suami Ibu tahu kalo Ibu jadi nara sumber di acara Caf Johan ini?"

"Gak tahu, Mas. Apa yang saya lakukan ini atas inisiatif dan tanggung jawab saya."

"Sekarang Ibu punya putri yang usianya sudah remaja. Apa yang Ibu lakukan supaya putri Ibu bisa terhindar dari perbuatan itu?"

"Saya emang ketat mengawasi pergaulan putri saya. Satu malam pun saya nggak ijinkan putri saya nginap di tempat lain. Tiap malam harus tidur di rumah. Kalo ada teman laki-laki yang datang saya suruh tunggu di ruang tamu. Kalo udah waktunya pulang, belum pulang juga, langsung saya usir. Saya akan lakukan apapun demi melindungi putri saya."

"Rupanya Ibu nggak ingin putri Ibu mengulangi kesalahan yang Ibu lakukan dulu, ya?"

"Betul, Mas. Mendidik anak jaman sekarang lebih berat, Mas. Tantangannya banyak."

"Sebagai penutup, apa saran Ibu untuk para remaja, khususnya remaja putri kita?"

"Pesan saya kepada para remaja, khususnya remaja putri. Satu. Jangan pernah pergi berduaan aja dengan pacarmu ke tempat yang sepi. Ajak teman untuk menjadi orang ketiga. Kedengarannya kolot emang, tapi semua itu demi kebaikan kalian sendiri. Dua. Jangan pernah termakan rayuan pacarmu untuk menyerahkan keperawananmu. Meskipun kalian udah bertunangan, jangan lakukan itu. Laki-laki yang baik nggak akan meminta itu dari pacar atau calon istrinya. Laki-laki yang baik justru akan melindungi pacar atau calon istrinya. Semua itu hanya untuk kesenangannya dia saja. Meski awalnya sama-sama enak tapi tetap aja kalian, kaum perempuan, yang rugi. Tiga. Nggak usah pake acara ngrekam segala. Nggak ada gunanya, meski hanya untuk koleksi pribadi. Meski kalian udah pasangan suami istri yang sah, nggak ada gunanya merekam hubungan mesra itu. Kalo kalian teledor dan jatuh ke tangan orang yang salah, yang rugi juga kalian sendiri. Empat. Bekali diri kalian dengan ilmu yang bermanfaat, supaya terbuka wawasan kalian dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Pikir puluhan kali sebelum memutuskan melakukan tindakan bodoh itu. Janganmudah dibodohi sama laki-laki. Lima. Buat para orang tua, jadilah teman yang menyenangkan bagi putra-putri Anda. Jadilah orang pertama yang mengetahui permasalahan yang menimpa putra-putri Anda. Jadilah tempat curhat bagi putra-putri Anda. Udah, itu aja, Mas Johan."

"Ok, Ibu Bunga. Terima kasih atas kehadiran dan kisahnya yang menginspirasi di malam ini. Selamat malam."

Mas Johan pun menutup acara talk show malam itu.

Apa yang diceritakan Ibu Bunga dalam acara talk show itu mungkin sudah bukan cerita baru lagi. Sudah menjadi rahasia umum, sudah sering masyarakat mendengar hal itu. Tapi, karena ada yang berani secara terbuka menyampaikan sendiri pengalamannya di media massa, tentu sesuatu yang menarik. Acara Caf Johan episode malam itu pun ramai digunjingkan masyarakat. Ada yang pro, pasti ada pula yang kontra. Ada yang mengapresiasi, ada pula yang mengecam dan menghujat. Bahkan seminggu setelah tayangan malam itu, masyarakat masih ramai membahasnya. Sampai akhirnya hilang secara perlahan.

(Gambar dari merdeka.com)
(Gambar dari merdeka.com)
Satu bulan kemudian. Sebuah harian lokal memuat berita tentang sebuah peristiwa pembunuhan. Di sebuah rumah mewah ditemukan dua mayat wanita, seorang ibu dan putrinya. Setelah mengumpulkan barang bukti di TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi, polisi pun memberikan keterangan tentang kronologi peristiwa tersebut ke awak media. Seperti yang dimuat di koran hari itu.

Menurut keterangan salah seorang pembantu di keluarga itu, sebelum peristiwa tragis tersebut sang ibudan putrinya terlibat pertengkaran hebat. Di antara pertengkaran itu beberapa kali mereka meneriakkan kata-kata 'video mesra'. Di antara barang bukti yang berhasil dikumpulkan, polisi menemukan sebuah video mesra antara sepasang remaja yang tersimpan di smartphone milik sang putri, salah satu korban. Remaja putri yang melakukan adegan mesra dalam video itu ternyata sang putri sendiri. Sang ibu menemukan video itu setelah sebelumnya membaca buku harian sang putri, yang tanpa sengaja tergeletak di tempat tidurnya. Sang putri 'curhat' di buku hariannya kalo baru saja merekam adegan mesranya bersama sang pacar, di kamar kost temannya. Selesai membaca dan melihat video mesra yang melibatkan putrinya, sang ibu pun langsung gemetar. Shock berat. Begitu bertemu putrinya, sang ibu langsung marah besar. Sang putri yang selama ini merasa dikekang, malah melawan. Akhirnya terjadilah pertengkaran itu. Tidak terima putrinya melawan, sang ibu pun makin kalap. Ditamparnya sang putri. Di luar dugaan, sang putri balik mendorong sang ibu sampai terjatuh.

Masih menurut keterangan pembantu tersebut, di tengah pertengkaran itu juga sempat didengar teriakan mereka berdua.

"Dasar anak tak tahu diri! Sudah bikin malu keluarga, melawan orang tua lagi! Menyesal Ibu punya anak seperti kamu! Lebih baik kamu mati aja!"

"Kalo Mama mau, silakan aja! Ayo, bunuh aja sekalian!"

Merasa ditantang, sang ibu pun makin gelap mata. Diambilnya gunting di meja rias sang putri. Terjadilah pergumulan antara ibu dan anak. Gunting itu pun menembus perut sang putri. Melihat sang putri bersimbah darah, sang ibu pun mundur, gemetar. Gunting itu pun dibuangnya. Menyaksikan nafas putrinya tinggal satu dua, sang ibu memeluk putrinya sambil menangis sekuat-kuatnya. Sang putri pun meninggal di atas pangkuannya. Merasa bersalah akan kematian putrinya, sang ibu pun nekat mengakhiri hidupnya dengan beberapa kali menusukkan gunting ke dirinya sendiri.

Demikian kesimpulan dari hasil penyelidikan polisi atas peristiwa tragis tersebut.

Saat berita tragis itu dimuat di media, hanya tim kreatif acara talk show Caf Johan saja yang mengetahui kalau sang ibu, salah satu mayat di rumah mewah itu, adalah Ibu Bunga. Ibu rumah tangga yang menjadi bintang tamu di acara Caf Johan, satu bulan sebelumnya.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Guru kencing berdiri murid kencing berlari.

Atau karma?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun