Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Seorang Ibu yang Merekam Adegan Mesranya bersama Sang Pacar, Ketika Remaja Dulu

12 Februari 2018   15:28 Diperbarui: 12 Februari 2018   15:33 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar dari bbc.co.uk)

"Gimana dengan kuliah Ibu?"

"Saat itu saya baru semester satu. Jadi papa putuskan saya berhenti kuliah dulu. Tahun berikutnya baru saya ikut test lagi."

"Selama mengungsi di rumah nenek, apa yang terjadi di sana?"

"Gak terjadi apa-apa, Mas. Di sana saya banyak merenungi kesalahan dan kebodohan saya. Saya baru merasakan betapa sakitnya hati papa dan mama melihat kelakuan saya. Saya merasa berdosa kepada papa dan mama yang telah mengurus dan membesarkan saya dengan susah payah. Saya mulai hidup baru di rumah nenek."

"Gimana dengan pacar Ibu?"

"Nggak tau, Mas. Saya udah nggak mikirin dia lagi. Saya merasa bersyukur berpisah dengannya."

"Kemudian saat memutuskan menikah dengan suami Ibu yang sekarang, apakah dia tahu masa lalu Ibu, maksud saya --maaf- ketika Ibu sering berhubungan mesra dengan pacar Ibu yang lalu, bahkan merekamnya?"

"Saya nggak pernah cerita. Tapi, mungkin saja dia tahu tapi nggak mau mempermasalahkannya, karena cari cewek yang masih perawan jaman sekarang itu susah, Mas. Bisa jadi dulu dia juga sering melakukan hal itu dengan pacarnya, saya nggak tau danjuga nggak mau tau."

"Suami Ibu tahu kalo Ibu jadi nara sumber di acara Caf Johan ini?"

"Gak tahu, Mas. Apa yang saya lakukan ini atas inisiatif dan tanggung jawab saya."

"Sekarang Ibu punya putri yang usianya sudah remaja. Apa yang Ibu lakukan supaya putri Ibu bisa terhindar dari perbuatan itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun