Mohon tunggu...
Rama Dio Syahputra
Rama Dio Syahputra Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar Indonesia di Perancis.

Saya senang memaknai dunia manusia yang hanya sementara ini. Di antara kebebasan dan keinginan, saya menghakimi makna itu dengan ditemani diri saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pergi untuk kembali 2

23 April 2020   04:03 Diperbarui: 23 April 2020   23:01 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di sini semua bermula dan berakhir Picture By : Rama Dio Syahputra

Suatu hari sehabis pulang bekerja, aku memutuskan untuk pergi ke salah satu gunung yang tidak terlalu tinggi. Meskipun, awan sudah terlihat mendung dan gelap aku tetap naik ke dataran tinggi yang bernama dent du chat. Niatku hanya ingin bersantai di atas sambil menikmati pemandangan dari atas puncak. Aku belum pernah mendakinya, salah satu temanku bilang kalau dent du chat memiliki ladang yang indah sekali, karena itu aku menjadi penasaran.Ia benar-benar tidak tinggi sama sekali, mungkin bisa dibilang seperti sebuah bukit yang cukup lebar. Setelah melewati hutan yang dirimbuni oleh daun-daun yan gugur, tidak terasa aku sudah berjalan dua jam lamanya. Lalu, tiba-tiba saja terdengar suara tetesan air yang menyentuh tanah, aku pikir itu hanyalah gerimis hujan yang kecil.

Sayangnya aku salah. Setibaku di ladang hijau yang luas hujan pun tiba-tiba turun deras sekali. Aku yang tidak membawa perlengkapan hujan dipaksa harus berteduh. Karena melihat sebuah pohon yang besar sekali, aku langsung lari dan meneduhkan diri. Anehnya, daun-daun di pohon yang berbentuk seperti pohon beringin itu belum kunjung gugur, aku tidak tahu mengapa namun yang jelas aku senang karena bisa memayungkan diriku dari serangan hujan.

Waktu terasa lambat sekali, cipratan air hujan yang dingin pun tidak berhenti membasahi sedikit kulit kakiku. Di bawah pohon itu aku menikmati luasnya ladang hijau yang terbentang, seperti bukit yang memiliki kelok tak terbatas. Lalu, tiba-tiba saja terlihat seseorang yang berlari dari kejauhan. Derasnya hujan membuatku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Ia semakin mendekat ke arahku dan sepertinya dia juga ingin berteduh.

"Salut! Uh la... Il pleut beaucoup, hein?" Sapa perempuan yang sudah basah kuyup itu.

Dengan kaos tangan pendek berwarna merah dia masih berusaha menenangkan nafasnya. Dia bilang kepadaku kalau hujannya deras sekali, aku pun masih bergeming sesaat karena terkejut akan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Hai! Iya deras sekali hujan ini... kamu dari bawah atau baru ingin mendaki ke puncak?" Tanyaku dengan senyuman yang terlalu lebar.

"Aku baru saja ingin ke puncak, cuma tiba-tiba hujannya deras sekali. Tidak biasanya di musim gugur air hujan turun sederas ini, dan bodoh sekali aku lupa membawa jaket hujan..." Ungkapnya sambil menghela nafas.

Di momen itu aku tidak bisa berbohong kalau keindahan matanya membuatku lupa akan ladang yang menakjubkan itu. Warnanya sungguh biru, aku tidak mengira kalau mata seperti milik dewa laut poseidon akan benar-benar ada di dunia. Tatapan tajam dari mata birunya itu benar-benar memanahku.

"Wah, aku juga lupa membawa jaket hujanku. Lagi pula siapa yang menyangka hujannya akan sebesar ini."

"Iya benar-benar tidak biasa sekali." Tuturnya yang melihat ke arahku.

Aku merasakan akan ada kecanggungan yang terjadi dengan perempuan asing itu. Di kepalaku sudah tersimpan banyak sekali basa-basi yang siap untuk dilontarkan kepadanya, namun aku salah mengira. Dia malah memecahkan kecanggungan itu dengan begitu mudah. Selagi duduk di atas tanah dan dihembus oleh embun yang dingin, dia bertanya kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun